Kisah Para Rasul 2:41-47. 11:26 baca dari 11-30.
Syalom saudara, anda bersukacita saat ini? …
haleluya kiranya sukacita yang anda rasakan saat ini akan terus anda rasakan
sampai maranatha, Tuhan Yesus datang menjemput orang percaya….
Sebelum lebih dalam kita
merenungkan firman Tuhan, saya mau bertanya ada yang dari sejak lahir sudah
kristen? Lebih dari 15 tahun? 10 tahun? 5? Ada yang baru maksudnya sekitar 1-2
tahun belakangan ini? Kalau ada pertanyaan anda orang Kristen anda jawab apa?
Lalu kalau anda ditanya apa anda nasrani? Apa jawab anda? Nah sekarang di KTP
tertulis Kristen/Nasrani? Jadi mana yang benar?
Banyak orang di dunia ini
mengklaim bahwa dirinya adalah "Kristen." Berapa banyak di antara
mereka yang benar-benar mengerti artinya menjadi "pengikut Kristus"?
I. Apa itu Kristen?
Pertama kita akan melihat dari
mana muncul kata Kristen? Dan dari mana muncul sebutan Nasrani? Hari ini
melalui FirmanNya kita akan sama-sama mempelajari,betapa pentingnya sebutan
ini. Kata Nasrani berasal dari kata Nazarenos atau Nazoraios yang artinya orang
Nazaret, kata ini sama dengan sebutan orang Indonesia diluar negeri disebut
Indonesian, atau orang america disebut American, Canadian, Malaysian, dan sebagainya.
Mari kita lihat
apa yang terdapat dalam Injil Matius 2:23, 10:47, 14:67, 16:6, luk. 24:19 Yesus
disebut orang Nazaret (Nazarenos), sedangkan kata Nazoraios selain dalam Injil
matius, Lukas, dan Yohanes, juga lebih banyak digunakan dalam Kisah Para Rasul.
Faktanya kata ini lebih bermakna ejekan belaka seperti halnya dalam Mrk.1:24,
dan yang tertulis diatas kepala Yesus Kristus di kayu salib.
Sebutan Kristen muncul justru dalam tulisan
Lukas dalam Kitab Para Rasul 11:26, 26:28, dan tulisan Rasul Petrus dalam I
Pet. 4:16. Kata Kristen berasal dari kata Chrematisai, dan cristianos,
christiani, yang artinya pengikut (ajaran) Kristus. Orang Kristen ialah para
penganut ajaran Kristus yang berpegang pada Injil sebagai ajaranNya, dan kitab
para nabi (PL), taurat dan mazmur. Jadi Orang Kristen sejati adalah setiap
orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya.
Sebelum lebih dalam lagi saya mengajak kita semua memahami beberapa hal yang saya tulis ulang dari sebuah sumber terpercaya.
1. 1.1 KRISTUS
ADALAH SESEORANG UNTUK DIKENAL DAN DIPERCAYAI
Kristus lebih dari sekedar suatu
sistem, tradisi, atau kepercayaan. Dia adalah satu Pribadi yang mengetahui
kebutuhan-kebutuhan kita, merasakan penderitaan kita, dan bersimpati dengan
kelemahan kita. Bila kita percaya kepadaNya, Dia mengampuni dosa kita, menjadi
perantara bagi kita, dan membawa kita kepada BapaNya. Dia menangis untuk kita,
mati untuk kita, dan bangkit dari kematian untuk membuktikan bahwa Dia adalah
sesuai dengan apa yang Dia klaim tentang DiriNya. Dengan menaklukkan kematian,
Dia menunjukkan bahwa Ia mampu menyelamatkan kita dari dosa-dosa, hidup melalui
diri kita dalam dunia ini, dan kemudian dengan aman membawa kita ke surga. Ia
memberi diriNya sebagai suatu anugerah bagi siapa saja yang mau percaya
kepadaNya. ( Yoh 20:24-31)
Agama adalah mempercayai Allah, menghadiri kebaktian-kebaktian, mengikuti katekisasi, dibaptis, dan menerima Perjamuan Kudus. Agama adalah tradisi, ritual, upacara, dan mempelajari perbedaan antara benar dan salah. Agama adalah membaca dan menghafal Kitab Suci, memanjatkan doa-doa, memberi kepada orang miskin, dan merayakan hari-hari besar agamawi. Agama adalah menyanyi dalam paduan suara, menolong orang miskin, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu. Agama adalah sesuatu yang dipraktekkan oleh orang-orang Farisi, para pemimpin rohani yang cinta Kitab Suci, konservatif, separatis, dan yang cukup membenci Kristus sehingga mereka menuntut kematianNya. Mereka membenci-Nya bukan hanya karena Ia melanggar tradisi mereka demi menolong orang banyak, (Mat 15:1-9) tetapi karena melalui agama mereka Ia melihat ke dalam hati mereka.
1.3 AGAMA TIDAK MENGUBAH HATI
Yesus mengibaratkan orang-orang Farisi yang religius seperti sekelompok
pencuci piring yang membersihkan bagian luar sebuah cawan namun membiarkan
bagian dalam tetap kotor. Ia berkata, "Kamu orang-orang Farisi, kamu
membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh
rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan
bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?". (Luk 11:39-40)
Yesus tahu bahwa seseorang dapat mengubah penampilannya tanpa mengubah tingkah
lakunya. (Mat 23:1-3) Ia tahu bahwa prestasi dan upacara religius tidak
dapat mengubah hati. Ia memberi tahu salah seorang yang paling religius pada
zaman-Nya bahwa kecuali seseorang ‘dilahirkan kembali’ oleh Roh Kudus, ia tidak
dapat melihat kerajaan Allah. (Yoh 3:3) Namun sampai saat ini, banyak orang
yang paling religius pun terus melupakan bahwa agama memang dapat merapikan
penampilan luar, tetapi hanya Kristus yang dapat mengubah hati.
1.3.1 AGAMA MERUMITKAN YANG SEDERHANA
Yesus berbicara kepada ahli-ahli agama yang sangat mengutamakan hal-hal
sepele, "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu
membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan." (Luk 11:42) Yesus melihat kecenderungan kita untuk
membuat aturan-aturan dan berfokus pada tingkah laku yang "benar secara
moral," tetapi tidak memperhatikan hal yang lebih besar tentang mengapa
kita berusaha menjadi benar. Sementara orang-orang Farisi memiliki banyak
pengetahuan berikut kesimpulan-kesimpulan logisnya, mereka lupa bahwa Allah
tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui sampai Ia tahu seberapa banyak
hati kita peduli orang lain. Pertanyaan "mengapa" yang lebih penting
inilah yang dipikirkan rasul Paulus ketika ia menulis, "Sekalipun aku
dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang
yang gemerincing … dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu
yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,". (1Ko
13:1, 3)
1.3.2 AGAMA LEBIH MEMENTINGKAN PERSETUJUAN MANUSIA DARI PADA PERKENANAN
ALLAH
Yesus menyimpan kritik-Nya yang paling tajam bagi orang-orang religius
yang menggunakan reputasi rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dan
kehormatan. Terhadap mereka ini Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai
orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat
dan suka menerima penghormatan di pasar,". (Luk 11:43) Kemudian, kepada
murid-murid-Nya, Ia berbicara tentang orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan
yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang,". (Mat 23:5)
Yesus melihat dengan jelas ke dalam praktek agama yang menganggap pendapat dan
perhatian dari manusia lebih penting dan lebih disukai dari pada perkenanan
Allah.
1.3.3. AGAMA MENJADIKAN KITA ORANG-ORANG MUNAFIK
Yesus berkata, "Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi! Sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang
yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." (Luk 11:44) Apakah yang
kelihatan lebih baik dari pada berpakaian rapi, menghadiri kebaktian-kebaktian,
dan melakukan hal-hal yang menandakan bahwa kita adalah orang-orang yang saleh
dan takut akan Allah? Tetapi berapa banyak ahli agama, pendeta, dan penganut
agama yang setia yang sedikit pun tidak menunjukkan penghormatan dan dorongan
untuk istri-istri mereka, perhatian bagi anak-anak mereka, dan kasih kepada
orang-orang yang berbeda kepercayaan? Yesus mengetahui apa yang seringkali kita
lupakan: Apa yang kelihatan baik mungkin memiliki akar yang jahat.
1.3.4 AGAMA MENJADIKAN HIDUP LEBIH SULIT LAGI
Karena tidak dapat mengubah hati, agama berusaha mengontrol orang
dengan hukum-hukum dan tuntutan-tuntutan yang bahkan tidak dijalankan oleh para
ahli agama yang menafsirkan dan menjabarkan aturan-aturan tersebut. Dengan
memikirkan "faktor beban" inilah, Yesus berkata, "Celakalah kamu
juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul
pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu
jaripun,". ( Luk 11:46) Agama sangat baik di dalam menjabarkan
standar-standar tingkah laku dan hubungan-hubungan yang benar, tetapi sangat
tidak berdaya dalam memberikan pertolongan yang dibutuhkan dan penuh
belas-kasihan bagi mereka yang menyadari bahwa mereka belum hidup sesuai dengan
tuntutan-tuntutan tersebut.
1.4 AGAMA MENJADIKAN KITA MUDAH MENIPU DIRI KITA SENDIRI
Secara bergurau sering dikatakan, "Saya mencintai umat manusia.
Orang-oranglah yang membuat saya tidak tahan." Orang-orang Farisi
bertindak berdasarkan pemikiran yang serupa, tetapi hal itu sungguh tidak lucu.
Menurut Yesus, orang-orang Farisi menyombongkan diri mereka di dalam menghormati
dan membangun monumen-monumen para nabi. Ironisnya, ketika mereka bertemu
dengan seorang nabi yang sesungguhnya, mereka justru mau membunuhnya. Barclay
mengatakan, "Satu-satunya nabi yang mereka kagumi adalah nabi yang sudah
mati; ketika mereka bertemu seorang nabi yang hidup, mereka berusaha
membunuh-Nya. Mereka menghormati para nabi yang sudah mati dengan membangun
kuburan dan monumen, tetapi mereka menghina yang masih hidup dengan
penganiayaan dan kematian." Inilah yang dimaksud Yesus dalam Luk 11:47-51 dan Mat 23:29-32. Orang-orang Farisi telah menipu
diri mereka sendiri. Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai pembunuh para
nabi. Ahli-ahli agama tidak melihat diri mereka sebagai orang yang menolak
Allah.
1.5 AGAMA MENYEMBUNYIKAN KUNCI PENGETAHUAN
Salah satu bahaya terbesar dari agama adalah menjadikan kita berbahaya
bukan hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi orang lain. Kepada para
ahli Alkitab yang sangat religius pada zaman-Nya Yesus berkata, "Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu
sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu
halang-halangi,". ( Luk 11:52) Ahli-ahli agama mengambil "kunci
pengetahuan" dengan mengalihkan perhatian orang dari Firman Allah dan dari
ketulusan hati dengan tambahan tradisi-tradisi dan tuntutan-tuntutan yang
sepele tetapi yang dianut secara fanatik. Bukannya memimpin orang kepada Allah,
mereka malah mengubah fokus umatnya kepada diri mereka dan aturan-aturan mereka
sendiri. Ahli-ahli agama demikian adalah orang-orang yang yakin bahwa
kepercayaan dan karya agama mereka dapat menggantikan apa yang sesungguhnya
hanya dapat dilakukan oleh Kristus.
1.6 AGAMA MENYESATKAN PARA PENGIKUTNYA
Dalam Mat 23:15 Yesus berkata,
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk
mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat,
kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kamu
sendiri." Orang-orang yang bertobat kepada suatu agama berada dalam bahaya
ganda. Mereka memiliki antusiasme ganda untuk menjalani cara hidup mereka yang
baru, dan dengan semangat besar mereka secara membabi buta membela guru-guru
mereka yang juga buta. Mereka mempercayakan diri kepada orang-orang yang telah
mengganti kehidupan, pengampunan, dan hubungan dengan Juruselamat yang tak
terbatas, dengan suatu sistim aturan dan tradisi. Dalam arti tertentu, agama itu
penting, (TB Yak 1:26-27) yaitu jika ia mengarahkan kita kepada Kristus yang
mati bagi dosa-dosa kita dan yang sekarang memberi diri-Nya untuk hidup melalui
mereka yang percaya kepada-Nya. (Gal 2:20; Tit 3:5)
Saya akan sampaikan juga Pandangan yang dirangkum oleh Greg L Hawkins dan Cally Parkinson dalam bukunya yang
berjudul reveal, tentang keristenan.
- Mengeksplorasi kekristenan.
Orang-orang dalam jenjang ini
mengambil langkah pertama dalam pertumbuhan rohani dan ditandai dengan tingkat
persetujuan yang lebih rendah secara signifikan dengan pernyataan seperti saya
percaya keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus.
Sikap :
Tidak melibatkan Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari.
Memandang Alkitab sebagai sesuatu
yang tidak relevant.
Memerlukan bantuan orang lain
dalam menafsirkan isu-isu rohani.
Mencari bimbingan Tuhan hanya
bila membutuhkan.
Tidak melayani di gereja.
- Bertumbuh di dalam Kristus.
Orang percaya baru yang bertumbuh
dalam iman mereka melalui pengalaman di gereja dan mereka juga mulai memadukan
praktek rohani pribadi ke dalam aktifitas rutin mereka di luar gereja.
Sikap :
Menemukan iman
Memerlukan bantuan orang lain
dalam menafsirkan isu-isu rohani.
Bersedia ikut dalam kelompok
kecil
Beberapa diantaranya Mulai
melayani di gereja
Kadang membaca Alkitab/buku kristen/rohani.
- Dekat dengan Kristus.
Orang percaya di segmen ini
melaporkan tingkat yang jauh lebih tinggi
dalam praktek rohani pribadi ketimbang segmen sebelumnya. Melayani
muncul sebagai ekspresi penting iman mereka. Walaupun kesetiaan mereka kepada Kristus
bertumbuh, mereka masih menahan diri dari komitmen penuh.
Sikap :
Alkitab memberikan arahan untuk
hidup mereka.
Doa menjadi pusat hidup
Belum berserah penuh kepada
Kristus.
Kelompok kecil kurang penting.
- Berpusat pada Kristus.
Orang percaya pada jenjang ini
sudah sepenuhnya menyerahkan hidup mereka kepada Kristus, yang diperlihatkan
dengan tingkat prilaku dan sikap rohani mereka yang lebih tinggi secara
dramatis.
Pada jenjang ini orang sangat
setuju bahwa mencari bimbingan Tuhan dalam semua bidang kehidupan dua kali
lebih dari jenjang manapun.
Sikap:
Mengasihi Tuhan lebih dari
apapun.
Doa adalah percakapan terus
menerus dengan Tuhan.
Membantu/mementor orang lain.
Melayani adalah jalan hidup.
Nah saudara ada dimana?
Yang kedua jika kita telah
memahami KRISTEN maka mulai hari ini kita akan menjadi orang kristen yang luar
biasa, menjadi orang Kristen yang benar-benar memahami arti ke-Kristenan
sesungguhnya.
II. BUKAN KRISTEN BIASA
Setelah kita mengerti, memahami
dan mengetahui, menyadari ada dimanakah level kekristenan kita, saya akan
mengajak kita semua lebih dalam lagi menggali firman Tuhan agar memahami jati
diri seagai seorang kristen. Mari kita baca salah satu ayat yang akan membantu
kita memahaminya dalam I Yoh. 2:17. sekali lagi saya ingatkan bahwa ini hanya
salah satu ayat dari sekian banyak ayat yang terkandung dalam Akitab, maka itu
sangat alangkah indahnya jika kita semua sering membaca dan merenungkan firman
secara pribadi.
Efesus 5:15-16
15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat.
Banyak orang Kristen mengatakan
melalui tindakan mereka apa yang tidak berani diucapkan oleh mulut mereka.
Bahkan ekspresi wajah mereka saja sudah menunjukkan kesuraman dan kebosanan.
Perilaku demikian membuat orang sulit percaya bahwa iman mereka betul-betul
memberi mereka kepuasan. Bagaimana mungkin orang lain diharapkan percaya kepada
Allah yang bahkan tidak memenuhi harapan para pengikut-Nya? Alkitab mengatakan
ada pengikut-pengikut Kristus yang tidak otentik. Sekilas mereka terlihat
sungguh-sungguh, tetapi kenyataannya tidak.
Padahal setidaknya ada 10 ALASAN MEMPERCAYAI IMAN
KRISTEN
1. PENDIRINYA DAPAT DIPERCAYA
Kristus mengklaim bahwa Dia datang dari surga untuk menggenapi nubuat,
untuk mati bagi dosa-dosa kita, dan untuk membawa semua orang percaya kepada
Bapa-Nya. Akal sehat kita akan berkata: Dia mungkin seorang pembohong, atau
seorang gila, atau seorang tokoh mitos, atau memang benar Dia adalah Tuhan yang
datang dari surga. Para pengikut-Nya di abad pertama telah menarik kesimpulan:
Mereka berkata bahwa mereka melihat-Nya berjalan di atas air, meredakan badai,
menyembuhkan orang lumpuh, memberi makan 5.000 orang dengan beberapa potong
roti dan ikan, hidup tanpa cela, mengalami kematian yang mengerikan, dan
bangkit kembali. Ketika beberapa pengikut Yesus tidak mau menerima ajaran-Nya
dan kemudian meninggalkan-Nya, Ia bertanya kepada murid-murid yang paling dekat
dengan-Nya apakah mereka ingin pergi juga. Petrus mewakili teman-temannya
ketika berkata, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu
adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa
Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." ( Yoh 6:68-69)
2. KITABNYA DAPAT DIPERCAYA
Ditulis dalam periode waktu lebih
dari 1.600 tahun oleh 40 penulis yang berbeda, kitab yang menjadi sandaran iman
Kristen ini mengisahkan satu cerita yang dimulai dari penciptaan dan diakhiri
pada ambang pintu kekekalan. Penemuan arkeologi menunjang integritas catatannya
baik yang bersifat sejarah maupun geografis. Keakuratan penyalinan dan
penurun-alihannya kepada kita telah diperkuat oleh gulungan-gulungan naskah
yang ditemukan di gua Qumran di tepi Laut Mati. Alkitab bukan lahir di Timur
atau di Barat, tapi di Timur Tengah- tempat lahirnya peradaban-dan kitab ini
tetap berbicara tidak hanya dengan kuasa rohani tetapi dengan keakuratan
nubuatan yang meyakinkan.
3. 3.PENJELASANNYA BAGI KEHIDUPAN TEPAT
Semua sistim keagamaan mencoba
memberi makna bagi kehidupan kita. Mereka mencoba menjelaskan baik kerinduan
kita pada makna kehidupan, maupun masalah penderitaan, dan kematian yang tak
dapat dihindari. Setiap agama berusaha menerapkan keteraturan alam semesta ini
ke dalam kehidupan individual manusia. Tetapi hanya kekristenan yang
merefleksikan perhatian yang sungguh-sungguh pada hal-hal yang detil dalam
kehidupan pelbagai jenis makhluk dan ekosistem alam ini. Adalah Kristus yang
berbicara mengenai Bapa yang memperhatikan jatuhnya seekor burung pipit, Bapa
yang bahkan dapat menghitung rambut di kepala kita. ( Mat 10:29-31) Adalah
Kristus yang menyatakan Allah yang betul-betul memperhatikan ciptaan-Nya.
Adalah Kristus yang menjadi manusia untuk merasakan apa yang kita rasakan,
menderita dan mati untuk menggantikan kita. Adalah Kristus yang menyatakan
Allah yang perhatian-Nya pada ciptaan-Nya serinci seperti yang diperlihatkan
oleh alam kita. ( Maz 19:1-6; Rom 1:16-25)
4. KESINAMBUNGANNYA DENGAN MASA LALU
Iman Kristen memiliki kesinambungan dengan akar nenek moyang kita yang
terdalam. Mereka yang percaya kepada Kristus menerima Sang Pencipta dan Tuhan
yang sama yang disembah oleh Adam, Abraham, Sara dan Salomo. Yesus tidak
menolak masa lalu. Dia adalah Allah dari masa lalu. ( Yoh 1:1-14) Ketika Ia
berada di antara manusia, Dia menunjukkan bagaimana hidup menurut rencana Allah
yang mula-mula. Ketika Dia mati, Dia menggenapi seluruh tata cara upacara
korban Perjanjian Lama. Dan ketika Dia bangkit dari kematian, Dia menawarkan
keselamatan yang menggenapkan janji Allah kepada Abraham bahwa melalui
keturunannya seluruh dunia akan diberkati oleh Allah. Iman Kristen bukanlah
sesuatu yang baru dalam Kristus. Dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu hanya
terdapat satu kisah. Itu adalah kisah Allah, dan kisah kita ( Kis 2:22-39; 1Ko
15:1-8).
5. BERITA UTAMANYA SANGAT MENDASAR
Orang Kristen yang mula-mula tidak digerakkan oleh motivasi politik
atau religius. Berita utama mereka bukan masalah moral atau sosial. Mereka
bukanlah teolog atau filsuf sosial yang piawai. Mereka adalah saksi. Mereka
mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberitahu dunia bahwa mereka telah menyaksikan
seorang manusia kudus mati, dan 3 hari kemudian hidup kembali di tengah-tengah
mereka (Kis 5:17-42). Argumentasi mereka sangat konkrit. Yesus disalibkan di
bawah pemerintahan Gubernur Romawi, Pontius Pilatus. Tubuh-Nya dikuburkan
tertutup di dalam sebuah kuburan pinjaman. Penjaga-penjaga ditempatkan untuk
mencegah pencurian mayat. Tetapi 3 hari kemudian kuburan itu kosong dan
saksi-saksi yang ada mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberitakan bahwa Dia
telah bangkit.
6. KUASANYA UNTUK MENGUBAH KEHIDUPAN
Tidak hanya murid-murid pertama yang mengalami perubahan dramatis,
tetapi juga salah seorang musuh mereka yang paling kejam. Paulus diubah dari
seorang pembunuh umat Kristen menjadi seorang pemberita utama iman Kristen. (
Gal 1:11-24) Di kemudian hari ketika merenungkan perubahan yang sama yang
terjadi juga pada orang-orang lain, dia berkata: "Janganlah sesat! Orang
cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang
kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah
memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam
nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1Ko 6:9-11)
7. ANALISANYA TERHADAP SIFAT DASAR MANUSIA
Alkitab mengatakan, masalah
masyarakat yang sesungguhnya adalah masalah hati. Dalam jaman informasi dan
teknologi ini, kegagalan karakter telah menghancurkan keluarga, pemerintah,
ilmu pengetahuan, industri, agama, pendidikan, dan kesenian. Di dalam sistim
masyarakat yang paling hebat sekalipun, reputasi bangsa mereka dicoreng oleh
permasalahan seperti prasangka rasial, kecanduan, pelecehan, perceraian, dan
penularan penyakit seksual. Banyak orang percaya bahwa permasalahan manusia
berakar pada ketidaktahuan kita, cara makan kita, atau pemerintah kita. Tetapi
Yesus berkata kepada generasi kita dan kepada semua orang: "Karena dari
hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,
pencurian, sumpah palsu, dan hujat. Itulah yang menajiskan orang." (TB Mat
15:19-20)
8. PANDANGANNYA TERHADAP PRESTASI MANUSIA
Setiap generasi senantiasa mengharapkan yang terbaik. Kita berperang
untuk mengakhiri semua peperangan. Kita mengembangkan teori-teori pendidikan
yang akan menghasilkan anak-anak yang penuh kesadaran dan tidak melakukan
kekerasan. Kita menciptakan teknologi yang akan membebaskan kita dari pekerjaan
yang memperbudak kita. Sekalipun demikian, saat ini kita justru begitu dekat
dengan gambaran Perjanjian Baru tentang tanda-tanda akhir jaman: peperangan,
kabar perang, gempa bumi, sakit-penyakit, kehilangan kasih, dan ibadah yang
pura-pura. (Mat 24:5-31; 2Ti 3:1-5)
9. PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT
Seorang tukang kayu dari Nazaret telah mengubah dunia. Kalender dan
dokumen yang bertanggal adalah saksi bisu dari kelahiran-Nya. Pada atap rumah,
kalung, dan anting-anting, lambang Salib menjadi saksi kematian-Nya. Filsafat
Barat, yang menjadi dasar bagi moralitas sosial, metodologi ilmiah, dan etika
kerja dalam dunia industri, berakar pada nilai-nilai dasar Kristen.
Lembaga-lembaga kemanusiaan, baik di Barat maupun Timur, tidak dijiwai oleh
nilai-nilai agama-agama lain, ateisme, atau pun agnostisisme sekuler, tetapi
oleh nilai-nilai yang berasal dari Alkitab.
10. KESELAMATAN YANG DITAWARKANNYA
Agama-agama lain memiliki juruselamat yang tinggal dalam kuburan. Tidak
ada agama lain yang menawarkan kehidupan kekal sebagai suatu anugerah bagi
mereka yang percaya kepada Dia yang telah mengalahkan maut. Tidak ada agama
lain yang menawarkan jaminan pengampunan, kehidupan kekal, dan pengangkatan
sebagai anak dalam keluarga Allah dengan hanya memanggil dan percaya kepada Dia
seperti halnya seorang yang nyaris tenggelam memanggil dan mengandalkan seorang
penyelamat. ( Rom 10:9-13) Keselamatan yang ditawarkan Kristus tidak tergantung
pada apa yang telah kita lakukan untuk Dia, tetapi tergantung pada penerimaan
kita atas apa yang telah dikerjakan-Nya untuk kita. Keselamatan tidak datang
melalui upaya-upaya moral dan religius, tetapi pengakuan dosa; tidak melalui
prestasi iman, tetapi pengakuan kegagalan. Berbeda dengan sistim keagamaan
lain, Kristus meminta kita mengikuti-Nya bukan untuk mendapatkan upah
keselamatan tetapi sebagai ungkapan rasa syukur, cinta, dan kepercayaan kepada
Dia yang telah menyelamatkan kita. ( Efe 2:8-10)
III. SAKSI AMANAT AGUNG
Apa saja tingkah laku orang
Kristen?
Percaya, takut, mengasihi, mengikuti, menaati
dan bersukacita dalam Allah ( Mr 11:22; Pengkh 12:13; 1Pet 2:17; Ul 6:5; Ef 5:1; Luk 1:6; Mazm 33:1). Percaya kepada, mengasihi,
menaati, bersukacita, dan mengikuti teladan Kristus ( Yoh 6:*; Yoh 21:1*;
Yoh 14:2*; Fili 4:4*). Berjalan dan hidup sederhana,
benar dan saleh, jujur, berguna bagi Tuhan Allah, hidup dalam Roh, dalam
pembaharuan hidup, layak dalam pekerjaan kita sebagai anak-anak terang ( Tit
2:1*; 1Tes 4:12; 1Tes 2:12; Kol 1:1; Gal 5:25; Rom 6:4; Ef 4:1*; Ef 5:8). Maka,
ketika kita berjuang untuk beriman, membuang semua dosa, menjauhkan diri dari
segala kejahatan, menyempurnakan kekudusan, membenci kecemaran, meneladani apa
yang baik, mengalahkan dunia, menghiasi Injil ( Fili 1:27,1Kor 5:7, 1Tes 5:22,
Mat 5:48, Yud 1:23, Fili 4:8, 1Yoh 5:4,5, Mat 5:16,Tit 2:10), kita akan
menunjukkan teladan yang baik, dengan cara berlimpah-limpah dalam pekerjaan
Tuhan, menjauhkan diri dari yang jahat, mengendalikan tubuh, menahan amarah dan
hidup berdamai dengan semua orang ( 1Kor 15:58, Mazm 1:1; 1Kor 9:27; Ef 4:26 Rom 12:18, Ibr 12:14).
Maka kita akan mencapai kemampuan seperti Kristus dalam hal takiuk kepada luka-luka
dan mengampuninya (Mat 5:39-41, 1Kor 6:7,Mat 6:14, Rom 12:20) dan dengan
menjenguk orang-orang yang menderita, bersimpati terhadap orang lain, tunduk
kepada para penguasa, bersikap liberal dan menghormati orang lain, merasa puas
dan mengerjakan apa yang seharusnya (Mat 25:36*; Gal 6:2*;
Rom 12:10*; Kis 20:35*; Rm.
13:17; Fili 4:11*; Ibr 13:5*); diberkati
( Mazm 1:1-3*; Mat 5:3-12*; Yoh 15:10*).
sekian dulum, semoga dalam waktu yang akan datang kita bisa mempelajari lebih jauh lagi seluk beluk kenapa kita disebut dan menjadi Kristen.
Tuhan memberkati. Haleluya. Amin.