Tuesday, April 29, 2014

ORANG PANGGIL SAYA KRISTEN.



Kisah Para Rasul 2:41-47. 11:26 baca dari 11-30.
 Syalom saudara, anda bersukacita saat ini? … haleluya kiranya sukacita yang anda rasakan saat ini akan terus anda rasakan sampai maranatha, Tuhan Yesus datang menjemput orang percaya….
Sebelum lebih dalam kita merenungkan firman Tuhan, saya mau bertanya ada yang dari sejak lahir sudah kristen? Lebih dari 15 tahun? 10 tahun? 5? Ada yang baru maksudnya sekitar 1-2 tahun belakangan ini? Kalau ada pertanyaan anda orang Kristen anda jawab apa? Lalu kalau anda ditanya apa anda nasrani? Apa jawab anda? Nah sekarang di KTP tertulis Kristen/Nasrani? Jadi mana yang benar?
Banyak orang di dunia ini mengklaim bahwa dirinya adalah "Kristen." Berapa banyak di antara mereka yang benar-benar mengerti artinya menjadi "pengikut Kristus"?
I. Apa itu Kristen?
Pertama kita akan melihat dari mana muncul kata Kristen? Dan dari mana muncul sebutan Nasrani? Hari ini melalui FirmanNya kita akan sama-sama mempelajari,betapa pentingnya sebutan ini. Kata Nasrani berasal dari kata Nazarenos atau Nazoraios yang artinya orang Nazaret, kata ini sama dengan sebutan orang Indonesia diluar negeri disebut Indonesian, atau orang america disebut American, Canadian, Malaysian, dan sebagainya. 
Mari kita lihat apa yang terdapat dalam Injil Matius 2:23, 10:47, 14:67, 16:6, luk. 24:19 Yesus disebut orang Nazaret (Nazarenos), sedangkan kata Nazoraios selain dalam Injil matius, Lukas, dan Yohanes, juga lebih banyak digunakan dalam Kisah Para Rasul. Faktanya kata ini lebih bermakna ejekan belaka seperti halnya dalam Mrk.1:24, dan yang tertulis diatas kepala Yesus Kristus di kayu salib.
 Sebutan Kristen muncul justru dalam tulisan Lukas dalam Kitab Para Rasul 11:26, 26:28, dan tulisan Rasul Petrus dalam I Pet. 4:16. Kata Kristen berasal dari kata Chrematisai, dan cristianos, christiani, yang artinya pengikut (ajaran) Kristus. Orang Kristen ialah para penganut ajaran Kristus yang berpegang pada Injil sebagai ajaranNya, dan kitab para nabi (PL), taurat dan mazmur. Jadi Orang Kristen sejati adalah setiap orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya. 
 Sebelum lebih dalam lagi saya mengajak kita semua memahami beberapa hal yang saya tulis ulang dari sebuah sumber terpercaya.

1.     1.1 KRISTUS ADALAH SESEORANG UNTUK DIKENAL DAN DIPERCAYAI
Kristus lebih dari sekedar suatu sistem, tradisi, atau kepercayaan. Dia adalah satu Pribadi yang mengetahui kebutuhan-kebutuhan kita, merasakan penderitaan kita, dan bersimpati dengan kelemahan kita. Bila kita percaya kepadaNya, Dia mengampuni dosa kita, menjadi perantara bagi kita, dan membawa kita kepada BapaNya. Dia menangis untuk kita, mati untuk kita, dan bangkit dari kematian untuk membuktikan bahwa Dia adalah sesuai dengan apa yang Dia klaim tentang DiriNya. Dengan menaklukkan kematian, Dia menunjukkan bahwa Ia mampu menyelamatkan kita dari dosa-dosa, hidup melalui diri kita dalam dunia ini, dan kemudian dengan aman membawa kita ke surga. Ia memberi diriNya sebagai suatu anugerah bagi siapa saja yang mau percaya kepadaNya. ( Yoh 20:24-31) 

1.2 AGAMA ADALAH SESUATU UNTUK DIPERCAYAI DAN DILAKUKAN 
Agama adalah mempercayai Allah, menghadiri kebaktian-kebaktian, mengikuti katekisasi, dibaptis, dan menerima Perjamuan Kudus. Agama adalah tradisi, ritual, upacara, dan mempelajari perbedaan antara benar dan salah. Agama adalah membaca dan menghafal Kitab Suci, memanjatkan doa-doa, memberi kepada orang miskin, dan merayakan hari-hari besar agamawi. Agama adalah menyanyi dalam paduan suara, menolong orang miskin, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu. Agama adalah sesuatu yang dipraktekkan oleh orang-orang Farisi, para pemimpin rohani yang cinta Kitab Suci, konservatif, separatis, dan yang cukup membenci Kristus sehingga mereka menuntut kematianNya. Mereka membenci-Nya bukan hanya karena Ia melanggar tradisi mereka demi menolong orang banyak, (Mat 15:1-9) tetapi karena melalui agama mereka Ia melihat ke dalam hati mereka.


1.3 AGAMA TIDAK MENGUBAH HATI
Yesus mengibaratkan orang-orang Farisi yang religius seperti sekelompok pencuci piring yang membersihkan bagian luar sebuah cawan namun membiarkan bagian dalam tetap kotor. Ia berkata, "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?". (Luk 11:39-40) Yesus tahu bahwa seseorang dapat mengubah penampilannya tanpa mengubah tingkah lakunya. (Mat 23:1-3) Ia tahu bahwa prestasi dan upacara religius tidak dapat mengubah hati. Ia memberi tahu salah seorang yang paling religius pada zaman-Nya bahwa kecuali seseorang ‘dilahirkan kembali’ oleh Roh Kudus, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. (Yoh 3:3) Namun sampai saat ini, banyak orang yang paling religius pun terus melupakan bahwa agama memang dapat merapikan penampilan luar, tetapi hanya Kristus yang dapat mengubah hati.

 1.3.1 AGAMA MERUMITKAN YANG SEDERHANA
Yesus berbicara kepada ahli-ahli agama yang sangat mengutamakan hal-hal sepele, "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan." (Luk 11:42) Yesus melihat kecenderungan kita untuk membuat aturan-aturan dan berfokus pada tingkah laku yang "benar secara moral," tetapi tidak memperhatikan hal yang lebih besar tentang mengapa kita berusaha menjadi benar. Sementara orang-orang Farisi memiliki banyak pengetahuan berikut kesimpulan-kesimpulan logisnya, mereka lupa bahwa Allah tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui sampai Ia tahu seberapa banyak hati kita peduli orang lain. Pertanyaan "mengapa" yang lebih penting inilah yang dipikirkan rasul Paulus ketika ia menulis, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing …  dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,". (1Ko 13:1, 3)

1.3.2 AGAMA LEBIH MEMENTINGKAN PERSETUJUAN MANUSIA DARI PADA PERKENANAN ALLAH
Yesus menyimpan kritik-Nya yang paling tajam bagi orang-orang religius yang menggunakan reputasi rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dan kehormatan. Terhadap mereka ini Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar,". (Luk 11:43) Kemudian, kepada murid-murid-Nya, Ia berbicara tentang orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang,". (Mat 23:5) Yesus melihat dengan jelas ke dalam praktek agama yang menganggap pendapat dan perhatian dari manusia lebih penting dan lebih disukai dari pada perkenanan Allah.

1.3.3. AGAMA MENJADIKAN KITA ORANG-ORANG MUNAFIK

Yesus berkata, "Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi! Sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." (Luk 11:44) Apakah yang kelihatan lebih baik dari pada berpakaian rapi, menghadiri kebaktian-kebaktian, dan melakukan hal-hal yang menandakan bahwa kita adalah orang-orang yang saleh dan takut akan Allah? Tetapi berapa banyak ahli agama, pendeta, dan penganut agama yang setia yang sedikit pun tidak menunjukkan penghormatan dan dorongan untuk istri-istri mereka, perhatian bagi anak-anak mereka, dan kasih kepada orang-orang yang berbeda kepercayaan? Yesus mengetahui apa yang seringkali kita lupakan: Apa yang kelihatan baik mungkin memiliki akar yang jahat.
 
1.3.4 AGAMA MENJADIKAN HIDUP LEBIH SULIT LAGI
Karena tidak dapat mengubah hati, agama berusaha mengontrol orang dengan hukum-hukum dan tuntutan-tuntutan yang bahkan tidak dijalankan oleh para ahli agama yang menafsirkan dan menjabarkan aturan-aturan tersebut. Dengan memikirkan "faktor beban" inilah, Yesus berkata, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun,". ( Luk 11:46) Agama sangat baik di dalam menjabarkan standar-standar tingkah laku dan hubungan-hubungan yang benar, tetapi sangat tidak berdaya dalam memberikan pertolongan yang dibutuhkan dan penuh belas-kasihan bagi mereka yang menyadari bahwa mereka belum hidup sesuai dengan tuntutan-tuntutan tersebut.

1.4 AGAMA MENJADIKAN KITA MUDAH MENIPU DIRI KITA SENDIRI

Secara bergurau sering dikatakan, "Saya mencintai umat manusia. Orang-oranglah yang membuat saya tidak tahan." Orang-orang Farisi bertindak berdasarkan pemikiran yang serupa, tetapi hal itu sungguh tidak lucu. Menurut Yesus, orang-orang Farisi menyombongkan diri mereka di dalam menghormati dan membangun monumen-monumen para nabi. Ironisnya, ketika mereka bertemu dengan seorang nabi yang sesungguhnya, mereka justru mau membunuhnya. Barclay mengatakan, "Satu-satunya nabi yang mereka kagumi adalah nabi yang sudah mati; ketika mereka bertemu seorang nabi yang hidup, mereka berusaha membunuh-Nya. Mereka menghormati para nabi yang sudah mati dengan membangun kuburan dan monumen, tetapi mereka menghina yang masih hidup dengan penganiayaan dan kematian." Inilah yang dimaksud Yesus dalam  Luk 11:47-51 dan  Mat 23:29-32. Orang-orang Farisi telah menipu diri mereka sendiri. Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai pembunuh para nabi. Ahli-ahli agama tidak melihat diri mereka sebagai orang yang menolak Allah.

1.5  AGAMA MENYEMBUNYIKAN KUNCI PENGETAHUAN
Salah satu bahaya terbesar dari agama adalah menjadikan kita berbahaya bukan hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi orang lain. Kepada para ahli Alkitab yang sangat religius pada zaman-Nya Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi,". ( Luk 11:52) Ahli-ahli agama mengambil "kunci pengetahuan" dengan mengalihkan perhatian orang dari Firman Allah dan dari ketulusan hati dengan tambahan tradisi-tradisi dan tuntutan-tuntutan yang sepele tetapi yang dianut secara fanatik. Bukannya memimpin orang kepada Allah, mereka malah mengubah fokus umatnya kepada diri mereka dan aturan-aturan mereka sendiri. Ahli-ahli agama demikian adalah orang-orang yang yakin bahwa kepercayaan dan karya agama mereka dapat menggantikan apa yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh Kristus.



1.6  AGAMA MENYESATKAN PARA PENGIKUTNYA

Dalam  Mat 23:15 Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kamu sendiri." Orang-orang yang bertobat kepada suatu agama berada dalam bahaya ganda. Mereka memiliki antusiasme ganda untuk menjalani cara hidup mereka yang baru, dan dengan semangat besar mereka secara membabi buta membela guru-guru mereka yang juga buta. Mereka mempercayakan diri kepada orang-orang yang telah mengganti kehidupan, pengampunan, dan hubungan dengan Juruselamat yang tak terbatas, dengan suatu sistim aturan dan tradisi. Dalam arti tertentu, agama itu penting, (TB Yak 1:26-27) yaitu jika ia mengarahkan kita kepada Kristus yang mati bagi dosa-dosa kita dan yang sekarang memberi diri-Nya untuk hidup melalui mereka yang percaya kepada-Nya. (Gal 2:20; Tit 3:5)

Saya akan sampaikan juga Pandangan yang dirangkum oleh Greg L Hawkins dan Cally Parkinson dalam bukunya yang berjudul reveal, tentang keristenan.
  1. Mengeksplorasi kekristenan.
Orang-orang dalam jenjang ini mengambil langkah pertama dalam pertumbuhan rohani dan ditandai dengan tingkat persetujuan yang lebih rendah secara signifikan dengan pernyataan seperti saya percaya keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus.
Sikap :
Tidak melibatkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Memandang Alkitab sebagai sesuatu yang tidak relevant.
Memerlukan bantuan orang lain dalam menafsirkan isu-isu rohani.
Mencari bimbingan Tuhan hanya bila membutuhkan.
Tidak melayani di gereja.
  1. Bertumbuh di dalam Kristus.
Orang percaya baru yang bertumbuh dalam iman mereka melalui pengalaman di gereja dan mereka juga mulai memadukan praktek rohani pribadi ke dalam aktifitas rutin mereka di luar gereja.
Sikap :
Menemukan iman
Memerlukan bantuan orang lain dalam menafsirkan isu-isu rohani.
Bersedia ikut dalam kelompok kecil
Beberapa diantaranya Mulai melayani di gereja
Kadang membaca Alkitab/buku kristen/rohani.
  1. Dekat dengan Kristus.
Orang percaya di segmen ini melaporkan tingkat yang jauh lebih tinggi  dalam praktek rohani pribadi ketimbang segmen sebelumnya. Melayani muncul sebagai ekspresi penting iman mereka. Walaupun kesetiaan mereka kepada Kristus bertumbuh, mereka masih menahan diri dari komitmen penuh.
Sikap :
Alkitab memberikan arahan untuk hidup mereka.
Doa menjadi pusat hidup
Belum berserah penuh kepada Kristus.
Kelompok kecil kurang penting.
  1. Berpusat pada Kristus.
Orang percaya pada jenjang ini sudah sepenuhnya menyerahkan hidup mereka kepada Kristus, yang diperlihatkan dengan tingkat prilaku dan sikap rohani mereka yang lebih tinggi secara dramatis.
Pada jenjang ini orang sangat setuju bahwa mencari bimbingan Tuhan dalam semua bidang kehidupan dua kali lebih dari jenjang manapun.
Sikap:
Mengasihi Tuhan lebih dari apapun.
Doa adalah percakapan terus menerus dengan Tuhan.
Membantu/mementor orang lain.
Melayani adalah jalan hidup.
Nah saudara ada dimana?
 
Yang kedua jika kita telah memahami KRISTEN maka mulai hari ini kita akan menjadi orang kristen yang luar biasa, menjadi orang Kristen yang benar-benar memahami arti ke-Kristenan sesungguhnya.
 
 
 II. BUKAN KRISTEN BIASA
Setelah kita mengerti, memahami dan mengetahui, menyadari ada dimanakah level kekristenan kita, saya akan mengajak kita semua lebih dalam lagi menggali firman Tuhan agar memahami jati diri seagai seorang kristen. Mari kita baca salah satu ayat yang akan membantu kita memahaminya dalam I Yoh. 2:17. sekali lagi saya ingatkan bahwa ini hanya salah satu ayat dari sekian banyak ayat yang terkandung dalam Akitab, maka itu sangat alangkah indahnya jika kita semua sering membaca dan merenungkan firman secara pribadi.
Efesus 5:15-16
15  Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
16  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Banyak orang Kristen mengatakan melalui tindakan mereka apa yang tidak berani diucapkan oleh mulut mereka. Bahkan ekspresi wajah mereka saja sudah menunjukkan kesuraman dan kebosanan. Perilaku demikian membuat orang sulit percaya bahwa iman mereka betul-betul memberi mereka kepuasan. Bagaimana mungkin orang lain diharapkan percaya kepada Allah yang bahkan tidak memenuhi harapan para pengikut-Nya? Alkitab mengatakan ada pengikut-pengikut Kristus yang tidak otentik. Sekilas mereka terlihat sungguh-sungguh, tetapi kenyataannya tidak.


Padahal setidaknya ada 10 ALASAN MEMPERCAYAI IMAN KRISTEN
 

1. PENDIRINYA DAPAT DIPERCAYA
Kristus mengklaim bahwa Dia datang dari surga untuk menggenapi nubuat, untuk mati bagi dosa-dosa kita, dan untuk membawa semua orang percaya kepada Bapa-Nya. Akal sehat kita akan berkata: Dia mungkin seorang pembohong, atau seorang gila, atau seorang tokoh mitos, atau memang benar Dia adalah Tuhan yang datang dari surga. Para pengikut-Nya di abad pertama telah menarik kesimpulan: Mereka berkata bahwa mereka melihat-Nya berjalan di atas air, meredakan badai, menyembuhkan orang lumpuh, memberi makan 5.000 orang dengan beberapa potong roti dan ikan, hidup tanpa cela, mengalami kematian yang mengerikan, dan bangkit kembali. Ketika beberapa pengikut Yesus tidak mau menerima ajaran-Nya dan kemudian meninggalkan-Nya, Ia bertanya kepada murid-murid yang paling dekat dengan-Nya apakah mereka ingin pergi juga. Petrus mewakili teman-temannya ketika berkata, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." ( Yoh 6:68-69)

2. KITABNYA DAPAT DIPERCAYA

Ditulis dalam periode waktu lebih dari 1.600 tahun oleh 40 penulis yang berbeda, kitab yang menjadi sandaran iman Kristen ini mengisahkan satu cerita yang dimulai dari penciptaan dan diakhiri pada ambang pintu kekekalan. Penemuan arkeologi menunjang integritas catatannya baik yang bersifat sejarah maupun geografis. Keakuratan penyalinan dan penurun-alihannya kepada kita telah diperkuat oleh gulungan-gulungan naskah yang ditemukan di gua Qumran di tepi Laut Mati. Alkitab bukan lahir di Timur atau di Barat, tapi di Timur Tengah- tempat lahirnya peradaban-dan kitab ini tetap berbicara tidak hanya dengan kuasa rohani tetapi dengan keakuratan nubuatan yang meyakinkan.
3.    3.PENJELASANNYA BAGI KEHIDUPAN TEPAT
Semua sistim keagamaan mencoba memberi makna bagi kehidupan kita. Mereka mencoba menjelaskan baik kerinduan kita pada makna kehidupan, maupun masalah penderitaan, dan kematian yang tak dapat dihindari. Setiap agama berusaha menerapkan keteraturan alam semesta ini ke dalam kehidupan individual manusia. Tetapi hanya kekristenan yang merefleksikan perhatian yang sungguh-sungguh pada hal-hal yang detil dalam kehidupan pelbagai jenis makhluk dan ekosistem alam ini. Adalah Kristus yang berbicara mengenai Bapa yang memperhatikan jatuhnya seekor burung pipit, Bapa yang bahkan dapat menghitung rambut di kepala kita. ( Mat 10:29-31) Adalah Kristus yang menyatakan Allah yang betul-betul memperhatikan ciptaan-Nya. Adalah Kristus yang menjadi manusia untuk merasakan apa yang kita rasakan, menderita dan mati untuk menggantikan kita. Adalah Kristus yang menyatakan Allah yang perhatian-Nya pada ciptaan-Nya serinci seperti yang diperlihatkan oleh alam kita. ( Maz 19:1-6; Rom 1:16-25)
4. KESINAMBUNGANNYA DENGAN MASA LALU
Iman Kristen memiliki kesinambungan dengan akar nenek moyang kita yang terdalam. Mereka yang percaya kepada Kristus menerima Sang Pencipta dan Tuhan yang sama yang disembah oleh Adam, Abraham, Sara dan Salomo. Yesus tidak menolak masa lalu. Dia adalah Allah dari masa lalu. ( Yoh 1:1-14) Ketika Ia berada di antara manusia, Dia menunjukkan bagaimana hidup menurut rencana Allah yang mula-mula. Ketika Dia mati, Dia menggenapi seluruh tata cara upacara korban Perjanjian Lama. Dan ketika Dia bangkit dari kematian, Dia menawarkan keselamatan yang menggenapkan janji Allah kepada Abraham bahwa melalui keturunannya seluruh dunia akan diberkati oleh Allah. Iman Kristen bukanlah sesuatu yang baru dalam Kristus. Dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu hanya terdapat satu kisah. Itu adalah kisah Allah, dan kisah kita ( Kis 2:22-39; 1Ko 15:1-8).

5. BERITA UTAMANYA SANGAT MENDASAR
Orang Kristen yang mula-mula tidak digerakkan oleh motivasi politik atau religius. Berita utama mereka bukan masalah moral atau sosial. Mereka bukanlah teolog atau filsuf sosial yang piawai. Mereka adalah saksi. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberitahu dunia bahwa mereka telah menyaksikan seorang manusia kudus mati, dan 3 hari kemudian hidup kembali di tengah-tengah mereka (Kis 5:17-42). Argumentasi mereka sangat konkrit. Yesus disalibkan di bawah pemerintahan Gubernur Romawi, Pontius Pilatus. Tubuh-Nya dikuburkan tertutup di dalam sebuah kuburan pinjaman. Penjaga-penjaga ditempatkan untuk mencegah pencurian mayat. Tetapi 3 hari kemudian kuburan itu kosong dan saksi-saksi yang ada mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberitakan bahwa Dia telah bangkit.

6. KUASANYA UNTUK MENGUBAH KEHIDUPAN
Tidak hanya murid-murid pertama yang mengalami perubahan dramatis, tetapi juga salah seorang musuh mereka yang paling kejam. Paulus diubah dari seorang pembunuh umat Kristen menjadi seorang pemberita utama iman Kristen. ( Gal 1:11-24) Di kemudian hari ketika merenungkan perubahan yang sama yang terjadi juga pada orang-orang lain, dia berkata: "Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1Ko 6:9-11)

7. ANALISANYA TERHADAP SIFAT DASAR MANUSIA
Alkitab mengatakan, masalah masyarakat yang sesungguhnya adalah masalah hati. Dalam jaman informasi dan teknologi ini, kegagalan karakter telah menghancurkan keluarga, pemerintah, ilmu pengetahuan, industri, agama, pendidikan, dan kesenian. Di dalam sistim masyarakat yang paling hebat sekalipun, reputasi bangsa mereka dicoreng oleh permasalahan seperti prasangka rasial, kecanduan, pelecehan, perceraian, dan penularan penyakit seksual. Banyak orang percaya bahwa permasalahan manusia berakar pada ketidaktahuan kita, cara makan kita, atau pemerintah kita. Tetapi Yesus berkata kepada generasi kita dan kepada semua orang: "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujat. Itulah yang menajiskan orang." (TB Mat 15:19-20)
8. PANDANGANNYA TERHADAP PRESTASI MANUSIA
Setiap generasi senantiasa mengharapkan yang terbaik. Kita berperang untuk mengakhiri semua peperangan. Kita mengembangkan teori-teori pendidikan yang akan menghasilkan anak-anak yang penuh kesadaran dan tidak melakukan kekerasan. Kita menciptakan teknologi yang akan membebaskan kita dari pekerjaan yang memperbudak kita. Sekalipun demikian, saat ini kita justru begitu dekat dengan gambaran Perjanjian Baru tentang tanda-tanda akhir jaman: peperangan, kabar perang, gempa bumi, sakit-penyakit, kehilangan kasih, dan ibadah yang pura-pura. (Mat 24:5-31; 2Ti 3:1-5)

9. PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT
Seorang tukang kayu dari Nazaret telah mengubah dunia. Kalender dan dokumen yang bertanggal adalah saksi bisu dari kelahiran-Nya. Pada atap rumah, kalung, dan anting-anting, lambang Salib menjadi saksi kematian-Nya. Filsafat Barat, yang menjadi dasar bagi moralitas sosial, metodologi ilmiah, dan etika kerja dalam dunia industri, berakar pada nilai-nilai dasar Kristen. Lembaga-lembaga kemanusiaan, baik di Barat maupun Timur, tidak dijiwai oleh nilai-nilai agama-agama lain, ateisme, atau pun agnostisisme sekuler, tetapi oleh nilai-nilai yang berasal dari Alkitab.

10. KESELAMATAN YANG DITAWARKANNYA
Agama-agama lain memiliki juruselamat yang tinggal dalam kuburan. Tidak ada agama lain yang menawarkan kehidupan kekal sebagai suatu anugerah bagi mereka yang percaya kepada Dia yang telah mengalahkan maut. Tidak ada agama lain yang menawarkan jaminan pengampunan, kehidupan kekal, dan pengangkatan sebagai anak dalam keluarga Allah dengan hanya memanggil dan percaya kepada Dia seperti halnya seorang yang nyaris tenggelam memanggil dan mengandalkan seorang penyelamat. ( Rom 10:9-13) Keselamatan yang ditawarkan Kristus tidak tergantung pada apa yang telah kita lakukan untuk Dia, tetapi tergantung pada penerimaan kita atas apa yang telah dikerjakan-Nya untuk kita. Keselamatan tidak datang melalui upaya-upaya moral dan religius, tetapi pengakuan dosa; tidak melalui prestasi iman, tetapi pengakuan kegagalan. Berbeda dengan sistim keagamaan lain, Kristus meminta kita mengikuti-Nya bukan untuk mendapatkan upah keselamatan tetapi sebagai ungkapan rasa syukur, cinta, dan kepercayaan kepada Dia yang telah menyelamatkan kita. ( Efe 2:8-10)


III. SAKSI AMANAT AGUNG
Apa saja tingkah laku orang Kristen?
 Percaya, takut, mengasihi, mengikuti, menaati dan bersukacita dalam Allah ( Mr 11:22; Pengkh 12:13;  1Pet 2:17; Ul 6:5;  Ef 5:1;  Luk 1:6;  Mazm 33:1). Percaya kepada, mengasihi, menaati, bersukacita, dan mengikuti teladan Kristus ( Yoh 6:*;  Yoh 21:1*;  Yoh 14:2*;   Fili 4:4*). Berjalan dan hidup sederhana, benar dan saleh, jujur, berguna bagi Tuhan Allah, hidup dalam Roh, dalam pembaharuan hidup, layak dalam pekerjaan kita sebagai anak-anak terang ( Tit 2:1*;  1Tes 4:12;  1Tes 2:12; Kol 1:1;  Gal 5:25; Rom 6:4; Ef 4:1*; Ef 5:8). Maka, ketika kita berjuang untuk beriman, membuang semua dosa, menjauhkan diri dari segala kejahatan, menyempurnakan kekudusan, membenci kecemaran, meneladani apa yang baik, mengalahkan dunia, menghiasi Injil ( Fili 1:27,1Kor 5:7, 1Tes 5:22, Mat 5:48, Yud 1:23, Fili 4:8, 1Yoh 5:4,5, Mat 5:16,Tit 2:10), kita akan menunjukkan teladan yang baik, dengan cara berlimpah-limpah dalam pekerjaan Tuhan, menjauhkan diri dari yang jahat, mengendalikan tubuh, menahan amarah dan hidup berdamai dengan semua orang ( 1Kor 15:58, Mazm 1:1;  1Kor 9:27; Ef 4:26 Rom 12:18, Ibr 12:14). Maka kita akan mencapai kemampuan seperti Kristus dalam hal takiuk kepada luka-luka dan mengampuninya (Mat 5:39-41, 1Kor 6:7,Mat 6:14, Rom 12:20) dan dengan menjenguk orang-orang yang menderita, bersimpati terhadap orang lain, tunduk kepada para penguasa, bersikap liberal dan menghormati orang lain, merasa puas dan mengerjakan apa yang seharusnya (Mat 25:36*;  Gal 6:2*;  Rom 12:10*;  Kis 20:35*; Rm. 13:17;  Fili 4:11*; Ibr 13:5*); diberkati ( Mazm 1:1-3*; Mat 5:3-12*;  Yoh 15:10*). 

sekian dulum, semoga dalam waktu yang akan datang kita bisa mempelajari lebih jauh lagi seluk beluk kenapa kita disebut dan menjadi Kristen.
Tuhan memberkati. Haleluya. Amin.

Monday, April 28, 2014

Apologetika Kristen (sebuah Pengantar ke dalam kuliah apologetik)

Apologetika Kristen (sebuah pengantar)
Oleh: Heri Sihaloho

Pengenalan tentang Apologetika (definisi, makna, dan maksud)
                Dalam istilah kata yang dipakai adalah Apologia (n) yang berarti jawab atau pertanggungjawaban kepercayaan kita kepada masyarakat (sebuah pembelaan).  Dalam bentuk kata kerja (v) digunakan Apologetik, yang berarti seni atau keahlian seseorang untuk berapologia (pemikiran secara ilmiah).  Jadi secara umum dapat dikatakan sebagai ilmu yang menerangka tentang pembelaan.

                Apologetika Kristen adalah pembelaan dan penjelasan agama Kristen terhadap serangan-serangan dengan memakai argumentasi teologis dan filosofis untuk membuktikan secara sitematis dan logis bahwa kekristenan adalah kebenaran yang tertinggi.

                Di dalam PB kata yang dipakai bersifat pembelaan (apologia dan apologeomai).  Kata tersebut biasanya dipakai di dalam pengadilan di mana si terdakwa membela dirinya sendiri terhadap dakwaan (KPR.22:1).

Asal mula munculnya Apologetika (pendekatan historis dan implikasinya)
                Saat masa kekaisaran Romawi, makin lama makin besar penganut agama Kristen, dan semakin besar jumlah orang Kristen yang mengalami serangan dari luar dan dalam gereja.  Serangan tersebut bisa dalam bentuk tulisan atau juga kata-kata (lisan).  Mereka dicaci maki, diejek, dan dihina oleh masyarakat dan kaum terpelajar.  Akibat dari perlawanan tersebut, banyak orang Kristen yang mati syahid.  Akan tetapi para pengikut Yesus (gereja perdana) tidak berdiam diri saja, mereka melakukan perlawanan dengan menuliskan banyak karangan bersifat apologetika.
                Beberapa serangan yang ditujukan kepada pengikut Yesus adalah serangan yang dipelopori oleh kaum terpelajar yaitu Celcus dan Lucian di abad kedua.  Inti serangan tersebut adalah serangan terhadap Kristus.  Mereka mengkritik status kristus yang bergaul dengan orang-orang bodoh seperti nelayan atau dengan orang berdosa.  Dan dikatakan juga bahwa Yesus adalah anak haram.  Selain serangan dari kaum terpelajar, ada juga ejekan dan makian dari masyarakat yang bukan Kristen.  Ejekan itu berupa kebangkitan dari orang mati, pembaharuan, dan pertentangan yang terjadi antara PL dan PB.   Serangan terakir yang sering muncul adalah perlawanan dari kaum Yahudi.
                Para Apologet Kristen bermunculan di abad kedua.  Apologet bermunculan untuk menampik serangan-serangan dari musuh yang melawan inti kekristenan.
                Aristedes, dia adalah Uskup dari kota Atena pada abad kedua.  Aristedes menulis apologia tertua yang ditujukan kepada Hadrian.  Dia membedakan manusia ke dalam empat golongan, 1) kaum biadab, 2) kaum Yunani, 3) kaum Yahudi, 4) kaum Kristen.  Dua kelompok pertama menjadi kritikan dari Aristedes.
                Yustinus Martir (110-159),  atau Justin Martyr adalah seorang apologet yang piawai, terkemuka dan terpenting saat itu.  Dia adalah seorang filsuf musafir yang bertobat dan percaya pada Kristus karena kesaksian seorang nelayan.  Prinsip dalam apologetikanya mengacu pada 3 hal, yakni: 1) penggenapan nubuatan PL, 2) Mukjizat para rasul, 3) dan etika Kristen.  Yustinus martir juga menekankan konsep Yunani tentang Logos (firman) dan memanfaatkannya untuk apologetikanya.  Akhir hayatnya dia mati secara syahid di kota Roma.
                Tatian, murid Yustinus Martir yang berasal dari Suria atau Asyur (mesopotamia).  Akhir hidupnya ia habiskan dengan merintis sebuah aliran gnostik.
                Athenagoras, ia hidup sejaman dengan Tatian.  Ia menulis pembelaan untuk kaum Kristen dan mengenai kebangkitan dari dunia orang mati.  Dalam karangannya ia banyak membantah tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada orang Kristen, diantaranya orang Kristen adalah atheis.
                Munculnya Apologet pasca Justin Martyr, mereka adalah hidup di era abad kedua dan ketiga.  Secara khusus mereka melawan ajaran bidat yang berkembang saat kekristenan dipengaruhi oelh gnostik, marcion, montanis, ebionit, dan lain sebagainya.  Dan pada akhirnya dalam berbagai pembelaan yang di sampaikan oleh para pemikir Kristen saat itu, terbentuklah pengkanonan atau pengakuan (credo).  Para Apologet yang sering tampil saat itu adalah Ireanus, Tertullianus, Hippolytus (dari Barat), dan Clemens dari Alexandria, Origenes (dari Timur).

Bentuk-bentuk Apologetika
                Karena bersifat pembelaan dalam konteks pengadilan maka bentuk dari Apologetika adalah dialog dua arah (dialogis), adu argument yang disertai dengan bukti-bukti kuat yang didapatkan dalam mendukung pembelaannya.  Bisa ditujukan kepada seseorang atau dalam jumlah yang lebih besar (KPR 17:19-22).  Apologetika tersebut disebut apologetika terbuka, yang berarti ada perlawana, atau diberi kesempatan untuk ‘melawan”.  Tetapi ada juga yang tanpa perlawanan (tertutup), sekalipun  apologetika sudah pasti menunjukkan sifat yang melawan, tidak menutup kemungkinan orang tersebut menunjukkan sikap yang diam tanpa perlawanan.  Mungkin sudah terpojok atau tak mungkin lagi diberikan sanggahan atau bantahan, karena akan memperkeruh pertikaian, atau memang sulit untuk diajak berdialog.  Contoh yang nyaris dianggap sama yakni ketika Yesus dihadapan Pilatus, Yesus tidak banyak bicara dengan Pembesar tersebut, hanya beberapa kata saja yang diungkapkan kepada Pilatus.
                Ada dua aspek/metode utama dari apologetika Kristen. Pertama, biasanya disebut sebagai apologetika klasik, mencakup memberikan bukti-bukti bahwa berita Kristen itu benar adanya. Yang kedua, yang biasanya disebut apologetika anggapan mencakup mengkonfrontasikan anggapan-anggapan (prasangka-prasangka, asumsi-asumsi) dibalik pendirian anti-Kristen. Para penganut kedua metode apologetika Kristen ini sering berdebat satu dengan yang lain soal metode mana yang paling efektif. Kelihatannya menggunakan kedua metode akan jauh lebih efektif, tergantung kepada orang dan situasi

Inti Persoalan yang sering muncul dalam perdebatan para Apologetika Kristen
                Serangan terhadap Yesus Kristus (asal usul genetikal, kehidupan sosial)
                Serangan terhadap kekristenan (isu-isu ajaran Kristen)
                Serangan terhadap orang-orang Kristen (bersifat individual)
                Timbulnya masalah Pengkanonan dan Pengakuan (kredo) à dilatarbelakangi oleh aliran-aliran
                Penganiayaan dan Kesyahidan di dalam gereja purba (dampak penganiayaan)
                Pertikaian Trinitas
                Pertikaian Kristologi
                Sampai perdebatan saat ini, baik di dalam gereja maupun di luar gereja

Pemikiran Para tokoh Liberalis tentang seluruh isi Alkitab (musuh-musuh baru kaum Apologet Kristen abad ke 17 dan ke-18, hingga era modern, karena berkembang luas sumbangsihnya).
                Serangan-serangan dari kaum filsuf modern, dan Aliran gerakan Pencerahan.  Gerakan ini timbul di abad ke-18.  Mereka beranggapan bahwa manusia telah menjadi dewasa dan harus bernai berdikari, yakni melepaskan diri dari belenggu takhayul, dogma dan segala bentuk keagamaan yang tak sesuai dengan rasio.
                Serangan-serangan dari ilmu pengetahuan.  Ada dua ajaran dari dunia science yang menggelisahkan kaum kristiani saat itu, yakni penemuan Copernicus (abad ke-16) dan ajaran Darwin (abad ke-19).
                Serangan dari ilmu filsafat yang dikembangkan oleh Sokrates, Plato dan Aristoteles.
                Serangan terhadap etika Kristen à bohong putih
                Serangan dari sekularisasi à gaya hidup
                Serangan terhadap iman Kristen mengenai etika medis à euthanasia, jual beli organ, etc
                Serangan dari doktrin (dogma) dari agama lain terhadap iman Kristen à khususnya Islam

Teladan Yesus dalam memberikan pertanggungjawaban (apologetic).
Yesus memberi jawaban atas keberatan-keberatan dan tuduhan-tuduhan terhadap dirinya sendiri dan terhadap ajarannya (Yoh. 8: 41-58, 18:19-24,  Matius 22:15-33,  Markus 2:6-12, 10:2-9, Lukas 4: 22-28, etc).  Dari ayat-ayat tersebut maka ditemukan Yesus  melakukan apologetic yang bersifat defensif, terarah, selalu siap, futuris, dan situasional.  Selain itu Yesus pun sering menggunakan perumpamaan untuk mengemas pembelaannya, apalagi pertanyaan itu ditujukan untuk menjatuhkan dirinya ke dalam pengadilan agama.  Berdasarkan hikmatNya, Yesus mampu meredam dan menaklukan usaha orang farisi dan alim ulama untuk menjebak Dia dengan berbagai macam pertanyaan yang sebenarnya tidak patut ditanyakan.

Apologetika Paulus
Fakta-fakta tentang Paulus dalam memberikan pembelaan, yakni saat rasul Paulus bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan wali negeri, Feliks yang tidak percaya, ia berbicara (dialegomai) dengan mereka.  Maksudnya ia berdialog dan berdebat dengan memakai akal budi dan Perjanjian Lama (KPR 17:2, 18:4, 19, 19:8).  Di kota Atena, Paulus bertukar pikiran (dalam bhs Inggris, dispute= memperdebatkan) dengan orang Yahudi dan non Yahudi (KPR 17:17).

Sikap Orang Kristen Dalam Mempertanggungjawabkan Iman Kristen kepada Orang Banyak
Memberikan pertanggungan jawab kepada setiap orang tidak selalu harus dalam bentuk percakapan.  Bisa saja melalui pola hidup, pikiran, perilaku, perkataan, serta karakter orang yang berapologetika harus selalu siap menjawab setiap pertanyaan dari orang-orang yang berada dalam kehidupannya, mulai dari rumah, tempat bekerja, sekolah, gereja, tempat bermain, tempat bersosialisasi, di mana saja ia berada. Dengan kata lain, ia harus menjadi garam dan terang di mana pun kita berada (Mat. 5:13-16; 2Kor. 3:2).
                Sesuai dengan 1 Petrus 3: 15-16, ayat-ayat itu berbicara tentang pola hidup, karakter, perilaku yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen.  Nats ini dalamsejarah apologetic disebut locus clasicus, artinya perkataan Alkitabiah yang meletakkan dasar bagi tugas apologetic kita.  Rasul Petrus memerintahkan agar kita siap member “pertanggung jawab” (apologia) kepada setiap orang yang memintanya, tetapi HARUSLAH DENGAN LEMAH LEMBUT DAN HORMAT.
                Untuk dapat menjadi apologet yang handal, dia harus memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan Yesus (tentunya sudah lahir baru), memiliki kebiasaan membaca Alkitab sepenuhnya secara berulang-ulang, dan selalu ada kehidupan doa yang dibangun kepadaNya.  Dengan adanya prinsip dasar yang kuat itu maka akan mampu menjawab setiap ancaman ideologi iman Kristen.  Tentu Roh Kudus tidak tinggal diam dalam memberikan pengetahuan (hikmat) yang diluar kemampuan  kita (Luk. 21:14-15).

Ev. Heri Sihaloho M.Th, menyelesaikan S2 nya di STBI Semarang, dan sebelumnya menempuh S1 di STT Tiranus Bandung. Beliau mengajar di sekolah kristen dan juga dosen teologi di salah satu STT di Jakarta.

Monday, April 21, 2014

Buku katekisasi di blog lain

Sekarang penikmat buku katekisasi dari pemikiran DR. Yan Antoni dapat menikmati langsung di blog www.yakristus.blogspot.com

dalam blog itu, semua pemikiran beliau yang tentunya memberikan kita inspirasi dan motivasi untuk menjadi dewasa secara rohani akan sangat memberkati kita.

selamat mengunjungi blognya. dan jangan kuatir di dalam blog ini pun tetap akan disajikan artikel-artikel yang menarik agar kita semakin memahami fenomena kehidupan ini dan sanggup menjalani kehidupan demi tujuan hidup yang pasti.


Seri pertumbuhan rohani

Tuhan menghendaki anak-anakNya bertumbuh secara rohani sampai mengeluarkan buah-buah yang lebat. Tetapi kenyataannya banyak anak Tuhan termasuk hamba-hamba Tuhan yang pertumbuhan rohaninya sangat menyedihkan dan sangat lambat. Akibatnya nama Tuhan tidak dimuliakan atau kurang dimuliakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan banyak anak Tuhan termasuk hamba-hamba Tuhan pada awalnya tidak dibimbing untuk mengalami pertumbuhan rohani supaya mencapai kedewasaan secara rohani. 

Semoga dalam blog ini dalam waktu ke depan dapat memberikan kontribusi, yang bukan sekedar teori saja, untuk mengajak kita semua, anak-anak Tuhan mengalami pertumbuhan rohani yang dewasa, yang nyata, dan yang menuju pencapaian seperti yang diajarkan Yesus Kristus.

Semoga, dan tetaplah mencoba untuk memahami segala sesuatu dengan cermat dan berhikmat, agar dapat menjalaninya dengan nikmat dan menjadi berkat. Amin.

April

Bulan April memasuki minggu ke 3

berbagai rangkaian acara ada di bulan ini,

9 April semua rakyat Indonesia melaksanakan pemilu legislatif
18 April Jumat Agung, seluruh umat Kristiani memperingati wafatnya Isa Almasih, yang telah menjadi Almasih sejati, menyelamatkan seluruh umat manusia dari dosa.
20 April merupakan rangkaian dari peringatan PASKAH, setelah Jumat agung berkabung, maka hari minggu diperingti umat Kristen sebagai hari dimana Isa Almasih itu hidup, Ia mengalahkan maut dan bangkit.
21 April menyusul peringatan Kartini wanita pencetus emansipasi di Indonesia.
lalu.....
ada yang istimewa di tanggal 24 april....

dan akhirnya April mop menjadi bumerang bagi dirinya sendiri....

selamat sukses dan terus berkarya....