Kesaksian
Sdri. P.
Sdri.
P. adalah seorang muslimah yang berani mengoyakkan imannya dengan menerima
Kristus sebagai Juruselamatnya. Saat ini memiliki kerinduan untuk melayani
Tuhan Yesus.
Saya terlahir dalam lingkup keluarga dan masyarakat muslim,
di sebuah desa kecil di kota J. Sepanjang sejarah desa saya, baru diri saya
yang mengenal kasih Kristus. Sebab hingga detik ini, keluarga saya belum
percaya pada Tuhan Yesus, hingga saat kesaksian ini ditulispun, keluarga tidak
mengijinkan saya memilih mengikut Tuhan Yesus.
Meski masih melakukan
sholat lima waktu karena paksaan orang tua (wajib bagi Muslim untuk
shalat), tapi dalam hati tetap menyembah Tuhan Yesus secara
diam-diam dan sembunyi-sembunyi.
Lembah kekelaman hidup.
Pada tahun 2011 di pertengahan bulan Juli. Saya dibawa kabur
oleh seorang laki-laki beristri yang hendak menjadikan saya istri ke-duanya.
Secara normal saya menolaknya dengan keras, namun entah mengapa saat itu saya
selalu mengiyakan perintah laki-laki tersebut. Hati saya terus-terusan mencoba
berontak, namun gagal. Diri saya saat itu berasa lemah di hadapan laki-laki
tersebut. Akhirnya saya hanya bisa menangis dan meminta pertolongan Tuhan.
Keadaan saya saat itu seperti orang yang diguna-guna, hingga apa yang saya
punya saat itu telah habis saya serahkan kepada orang tersebut. Berhari-hari
saya bergemul. Hingga sering saya meminta Tuhan mengambil nyawa saya detik itu
juga. Saya tidak tahu saat itu saya berada dimana, jadi tiap kali saya ingin
kabur saya bingung kemana arah jalan pulang. Dan saat itu juga saya tidak
pegang uang sepersen pun. Jadi bingung harus berbuat apa selain menangis. Tiap
tengah malam saya selalu membawa hati saya kepada Tuhan dalam doa. Saya sholat
malam hampir setiap hari. Karena saat itu saya belum mengenal Tuhan Yesus.
Kerinduan Mengenal Tuhan Yesus.
Suatu malam di dalam doa malam saya, saya mendengar sebuah
seruan. “ Datanglah pada-Ku! ”. hingga tiga kali telinga saya mendengarnya.
Entah suara siapa yang saya dengar saat itu. Begitu takut dan merinding diri
saya. Karena malam itu tinggal saya seorang yang masih terjaga. Setelah
kejadian itu, tiba-tiba dalam hati saya muncul sebuah kerinduan untuk pergi ke gereja. Hati nurani saya pun
kontak batin dengan diri saya. kira-kira seperti ini perkataan hati saya saat
itu, “ kamu pergi saja ke gereja, nanti kamu bisa ketemu Tuhan di sana. Kamu
bisa menemukan kedamaian untuk hidup mu. “.
Saya tidak tahu, dimana posisi saya saat itu. Jadi saya juga
tidak tahu dimana ada gereja di kota itu. Akhirnya keinginan hati saya itu hanya
bisa saya pendam untuk waktu yang lama.
Menembus lembah kekelaman hidup
Singkat cerita, setelah lama bergumul memikirkan cara untuk
pulang akhirnya saya beranikan diri meminta kepada laki-laki itu untuk
memulangkan saya ke Jepara. Setelah melewati perdebatan, dibentak-bentak bahkan
nyaris dipukul. Namun akhirnya dia setuju memulangkan saya kerumah dengan
syarat harus membelikannya sebuah sepeda motor dan harus mau menikah dengannya. Sekalipun hati
saya berkata tidak, namun entah kenapa hal itu tidak bisa saya tolak. Laki-laki
itu mengancam saya untuk tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua
saya. Saya harus mengatakan pergi dari
rumah karena mencintai laki-laki tersebut. Padahal yang sebenarnya adalah tidak
ada cinta sama sekali dalam hati saya untuk orang itu. Dan lagi-lagi saya hanya
bisa mengiyakan perkataan orang tersebut tanpa menolak sedikitpun.
Teman dekat
Sebenarnya saat itu saya sudah punya pacar. Namun hubungan
kami terganjal suatu perbedaan. Pada saat itu kita beda agama dan keyakinan.
Orang tua saya jelas tidak setuju dengan hubungan kami. Padahal saat itu
hubungan kami sudah berjalan cukup lama sekitar 8 bulan. Saya begitu respect
dengan pacar saya itu, karena bagi saya dia orang yang baik. Terlebih karena
dia pengikut Yesus, karena dia anak Tuhan. Memang dari dulu hati nurani saya
selalu respect dengan orang-orang Kristen. Dulu di setiap acara dalam
perkumpulan orang-orang islam, banyak orang berteriak-teriak menghujat nama
Yesus. Tapi yang aneh pada diri saya, hati saya justru bergetar tiap nama Yesus
disebut. Pernah juga saya berangan-angan menjadi Kristen saat saya masih
anak-anak. Mungkin ini yang dinamakan panggilan rohani. Sebab firman-Nya telah
berkata bahwa Dia telah mengenal kita jauh sebelum kita berada dalam rahim ibu
kita. Sebab itulah Yesus telah mengenal saya dari lama, dan kini Dia memberi
saya kesempatan untuk dapat mengenal-Nya juga.
Dari hubungan saya dengan pacar saya yang Kristen tersebut,
timbullah sebuah ide dalam pikiran saya untuk belajar mengenal Yesus lewat dia.
Tapi saya agak sungkan berkata jujur kepada nya bahwa saya mau mengenal Tuhan
Yesus. Saya pun cuma bisa memendam lagi keinginan saya itu. Hingga akhirnya
laki-laki yang membawa saya ke lembah kekelaman tersebut mengetahui bahwa saya
masih berhubungan dengan pacar saya itu. Laki-laki tersebut lantas menelpon
pacar saya tersebut dan memakinya dengan kata-kata yang sangat kasar. Sakit
hati saya melihat peristiwa tersebut, saya lantas berucap dalam hati “ Tuhan
saya tidak rela melihat orang yang begitu baik pada saya dimaki-maki seperti
itu oleh orang yang menyiksa batin saya. Tuhan mampukan aku terlepas dari
belenggu orang jahat ini. “ Setelah peristiwa tersebut saya seperti mendapat
sebuah kekuatan baru, saya berhasil mengusir orang jahat tersebut dalam hidup
saya. Meski resikonya saya tanggung seumur hidup. Di mata orang tua saya, saya
adalah orang yang bersalah saat itu. Hingga akhirnya saya beranikan diri
berkata jujur kepada mereka. Namun tetap bagi mereka, sayalah yang bersalah.
Karena awalnya mereka senang mengetahui hubungan saya dengan laki-laki Kristen
itu kandas oleh laki-laki yang membawa kabur saya tersebut. Buat orang tua
saya, tidak masalah saya menikah dengan laki-laki beristri dari pada saya
menikah dengan orang Kristen.
Lembah kekelaman berakhir
Bulan Agustus tahun 2011.
saya hijrah dari kota
J ke kota S. Kota dimana pacar saya tinggal. Di Semarang saya bekerja di sebuah
perusahaan swasta. Niat saya saat itu mau menyembuhkan luka batin saya dan
melupakan kekelaman hidup saya. Karena tinggal dengan keluarga, justru menambah
beban batin bagi saya. Selain itu juga saya mau dekat dengan pacar saya agar
saya bisa ikut merasakan kasih Yesus yang mengalir dalam dirinya.
Kurang lebih lima bulan saya berada di Semarang. Merasakan
hidup bahagia jauh dari keluarga yang ddari kecil sering memberi tekanan pada saya. Sebelumnya saya merasa resah berada jauh dari keluarga, itu
karena saya berada pada jalur yang salah. Namun saat saya di Semarang, saya merasakan sebuah kelegaan.
Itu karena saya merasa hidup dalam kebenaran.
Januari 2012
Awal bulan Januari 2012, pacar saya ini mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri hubungan kami. Rasanya
sedih sekali saat itu, bukan hanya sedih karena kehilangan orang yang kita
sayangi tapi juga sedih karena saya kehilangan jalan untuk mengenal Tuhan
Yesus. Mungkin karena saat itu pacar saya tidak tega melihat saya sedih,
akhirnya dia menawarkan kepada saya untuk ikut agamanya. Tawaran yang sudah
lama sekali saya nanti-nanti. Tanpa berpikir panjang, saya bilang iya dan saya
mau jadi Kristen. Sebuah suka cita bagi hati saya saat itu. Saya mulai belajar
mengenal Yesus dan membaca firman-Nya. Ada rhema yang saya dapat saat membaca
firman-Nya, saya merasakan kebenaran hidup di dalam setiap firman-Nya. Tidak
henti-hentinya saya berucap syukur atas kasih-Nya kepada saya.
Bulan September tahun 2012, tepatnya hari minggu tanggal 16.
Kerinduan hati saya untuk ke gereja tiba-tiba muncul kembali dan itu begitu
kuat. Apalagi saat itu saya sudah mengenal siapa itu Tuhan Yesus. Saya mencoba
membuat diri saya lupa dan mengurungkan keinginan hati saya tersebut. Saya
mencoba untuk tidur di pagi hari. Tapi hati saya terus tidak tenang dan tepat
pukul 07.30 tiba-tiba saya bangkit dari tempat tidur dan bergegas pergi. Saya
naik montor tanpa tujuan yang jelas, lalu tiba-tiba saya berhenti di depan
sebuah gereja di desa M. Saya beranikan diri untuk membuka pintu dan duduk di
dalamnya. Saya duduk di kursi paling belakang. Rasanya saat itu badan saya
keringat dingin dan deg-degan luar biasa. Saya menangis haru dan bersuka cita
sepanjang ibadah Minggu hari itu.
Setelah menceritakan dengan jujur perjalanan hidup yang saya
alami kepada seorang pelayan Tuhan di gereja tersebut. Dari seorang pelayan di
sana saya mulai kenal mengenal Tuhan lebih jauh dan banyak mendapatkan saudara
seiman. Jalan saya mengenal Tuhan Yesus semakin terbuka lebar dan semakin jelas
terlihat. Keputusan saya ambil untuk dibaptis di bulan Oktober setelah dengan
tegas menyatakan mau dan sangat bersedia
mengikut Tuhan Yesus secara penuh. Seorang Saudari seiman berkata bahwa nanti
setelah saya dibaptis akan ada masalah besar yang akan saya hadapi. Karena ikut
Tuhan Yesus itu tidak mudah. Harga yang harus kita bayar itu sangat mahal.
Kemungkinannya hanya ada dua, saya akan mundur dari jalan Tuhan dan iman saya
mati atau saya mau bertahan pada jalan Tuhan dan bertumbuh dan berbuah. Saat
itu saya hanya bisa senyum tanpa tahu apa yang akan saya hadapi.
Natal kelabu
Awal Bulan Desember 2012 usai ibadah pemuda, perasaan saya
terasa tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu. Sampai di rumah, ibu bertanya
apakah saya dari gereja malam itu? Dengan menghela nafas dan berdoa, saya
berkata jujur. Ibu saya seketika itu menangis dan bapak seketika itu juga menendang wajah saya hingga
berkali-kali. Pukulan bertubi-tubi saya terima malam itu. Saya hanya bisa
menyebut nama Yesus dalam hati. Sambil menahan kepahitan dari perlakuan orang
tua saya. Semalaman saya menangis di hadapan Tuhan, rasanya ingin pergi saja
dari rumah saat itu. Pagi harinya saya memutuskan untuk mencoba kabur. Namun
baru sepuluh menit saya keluar dari rumah, bapak saya menemukan saya. Dan
akhirnya saya dikurung di rumah, hampir tidak ada celah buat saya keluar dari
rumah. Setiap aktifitas saya mendapatkan pantauan khusus dari orang tua saya. Saya
hampir putus asa, diri saya penuh ketakutan. Saya terus-terusan berdoa membawa
hidup saya kehadapan Tuhan. Berharap Tuhan dengarkan seruan saya dan
mengeluarkan saya dari tempat yang gelap. Namun Tuhan terasa seakan hanya diam
mendengar seruan saya. Saya terus bergumul dengan hati dan pikiran saya hingga
saya menang dari iblis yang mencoba membunuh iman saya. Saya mulai dewasa
secara rohani. Saya sadari ada rencana besar Tuhan dibalik duka dan luka saya
ini. Saya mulai menatap hari dengan penuh harapan kepada Tuhan.
2013 awal kelegaan
Bulan Febuari 2013 saya sudah mulai mendapat kelegaan.
Pasungan dari orang tua saya sudah mulai terlepas sedikit. Saya kembali
diam-diam ke gereja. Namun kali ini saya mengajak adik perempuan saya. Sebuah
suka cita bagi saya karena ada salah satu anggota keluarga saya yang telah
mengenal Tuhan Yesus. Minggu ke tiga di bulan Febuari, saat mau berangkat ke
gereja dengan adik saya itu tiba-tiba ada perasaan tidak enak di hati saya. Hati
nurani saya berkata, “ kamu jangan ke
gereja dulu. Di belakang mu ada bapak dan adik laki-laki mu membuntuti mu. Kamu
terus saja dan jangan ke gereja agar kamu aman. “ Namun saya tetap ke gereja
karena saya ingin memuji nama Yesus hari itu. Saya benar-benar nikmati ibadah
pagi itu. Pulang dari gereja, bapak telah menunggu saya di rumah siap dengan
ikat pinggang untuk mencambuk saya. Saat itu juga saya menjadi bulan-bulanan
keluarga. Bapak dan adik laki-laki saya terus memukuli dari atas sampai bawah.
Wajah saya penuh berlumuran darah. Sekujur tubuh bengkak bekas luka cambuk.
Bahkan hampir dibakar oleh keluarga saya. Saat dianiaya itu hati saya
terus-terusan menyebut nama Yesus. Saya tidak menghindari pukulan mereka
ataupun marah membalasnya. Saya hanya percaya bahwa pasti Yesus melindungi saya
dan darah-Nya yang melindungi. Dan mujizat Tuhan terjadi atas diri saya. Dengan
luka yang begitu banyak itu, sedikit pun saya tidak merasakan sakit atau perih.
Bahkan tidak meninggalkan bekas. Sungguh Tuhan Yesus ajaib luar biasa.
Setelah itu saya kembali dikurung untuk waktu yang cukup
lama. Tapi bedanya kalau dulu dalam masa kurungan saya dilanda kebingungan dan
ketakutan, kini saya jalani dengan penuh kenikmatan dan iman percaya yang
semakin tumbuh kuat. Tuhan Yesus benar-benar membentuk pribadi diri saya dengan
cara yang luar biasa. Saya percaya, Tuhan Yesus tahu apa dan mana yang terbaik
untuk anak-anak Nya. aya selalu berdoa, agar kepekaan hati senantiasa dipertajam-Nya. Agar suara-Nya
senantiasa mampu saya dengar. bagi saya ada suka cita bersama Tuhan Yesus.
Haleluya.
Bulan Agustus adik laki-laki saya yang dulu ikut menghajar
saya, dia pernah ikut sebuah padepokan yang mempelajari ilmu kebatinan, dia
dapat serangan dari iblis yang bermanifestasi dalam dirinya. Hingga lebih satu
bulan lamanya dia terus kerasukan roh iblis. Suatu malam saat dia kambuh, saya
ikut mendekati dirinya sambil dalam hati saya sebut nama Tuhan Yesus. Dia marah-marah
kepada saya dan mengatakan bahwa saya bukan kakaknya dan ada roh yang lain
dalam diri saya. Itu membuat saya semakin percaya bahwa Yesus memang
benar-benar yang punya kuasa atas hidup ini. Tidak ada yang menandingi Dia. Ini
adalah sebuah anugerah tak ternilai bagi saya. Mendapat sebuah panggilan dari
Tuhan dan berkesempatan menjadi manusia pilihan-Nya. Hingga sampai di akhir
hembusan nafas saya, saya ingin tetap berpegang teguh pada tangan Yesus.
Mengampuni
Sepenuh hati saya mengampuni orang-orang yang telah
menyakiti hati saya, karena Tuhan Yesus telah mengampuni saya juga. Karena
kasih-Nya yang begitu besar inilah yang juga membuat saya selalu ingin mengasihi
sesama sekalipun sering diantara mereka pernah atau bahkan sering menyakiti
saya. Saya terus berdoa dan belajar kepada Tuhan Yesus. Hidup saya tidak
berhenti pada saat sudah percaya pada Yesus, tapi harus tetap terus bertumbuh
semakin kuat, semakin dewasa dalam iman, semakin berbuah banyak untuk kemuliaan
Tuhan.
·
Ucapan terimakasih saya untuk Tuhan Yesus yang
senantiasa mengasihi saya.
·
Terimakasih untuk pacar saya R dan keluarganya
yang mau mengenalkan saya denganTuhan Yesus.
·
Terimakasih untuk Bapak R dan keluarga serta
para jemaat J.
·
Terimakasih untuk abang rohani saya yang ada di NTT abang NT dan keluarga .
·
Dan terimakasih untuk saudara-saudara saya dalam
iman yang senantiasa mendukung saya di dalam doa. Tuhan Yesus memberkati kita
semua.
Kerinduan dan
Harapan
Mengikut Tuhan Yesus memang berat dan tidak mudah. Harga
yang harus kita bayar itu sangat mahal. Namun upah yang kita terima dalam
mengikut-Nya begitu besar dan begitu melimpah berkat-Nya. Saya sangat bersyukur
bahwa Tuhan Yesus berkenan hadir dalam hidup, merubah diri saya menjadi manusia
baru yang dikasihi Nya. Saya tahu bagaimana keadaan diri saya yang dulu, hati
saya yang dulunya hancur kini telah disembuhkan Nya. Yesus sungguh Tuhan yang
luar biasa dan dahsyat bagi saya.
Saya rindu, bukan hanya diri
saya yang diselamatkan Nya tapi seluruh orang
disekitar saya juga bisa mengenal dan mengikut Dia. Khususnya keluarga
saya. Sebuah kerinduan besar bagi saya untuk dapat melihat keluarga saya
bertobat dalam nama Tuhan Yesus.
Salam damai sejahtera Tuhan
menyertai kita selalu dan selamanya.