Wednesday, November 27, 2013

kesaksian sdri. P



Kesaksian Sdri. P.
Sdri. P. adalah seorang muslimah yang berani mengoyakkan imannya dengan menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Saat ini memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan Yesus.
Saya terlahir dalam lingkup keluarga dan masyarakat muslim, di sebuah desa kecil di kota J. Sepanjang sejarah desa saya, baru diri saya yang mengenal kasih Kristus. Sebab hingga detik ini, keluarga saya belum percaya pada Tuhan Yesus, hingga saat kesaksian ini ditulispun, keluarga tidak mengijinkan saya memilih mengikut Tuhan Yesus.
 Meski masih melakukan sholat lima waktu karena paksaan orang tua (wajib bagi Muslim untuk shalat), tapi dalam hati tetap menyembah Tuhan Yesus secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi.

Lembah kekelaman hidup.
Pada tahun 2011 di pertengahan bulan Juli. Saya dibawa kabur oleh seorang laki-laki beristri yang hendak menjadikan saya istri ke-duanya. Secara normal saya menolaknya dengan keras, namun entah mengapa saat itu saya selalu mengiyakan perintah laki-laki tersebut. Hati saya terus-terusan mencoba berontak, namun gagal. Diri saya saat itu berasa lemah di hadapan laki-laki tersebut. Akhirnya saya hanya bisa menangis dan meminta pertolongan Tuhan. Keadaan saya saat itu seperti orang yang diguna-guna, hingga apa yang saya punya saat itu telah habis saya serahkan kepada orang tersebut. Berhari-hari saya bergemul. Hingga sering saya meminta Tuhan mengambil nyawa saya detik itu juga. Saya tidak tahu saat itu saya berada dimana, jadi tiap kali saya ingin kabur saya bingung kemana arah jalan pulang. Dan saat itu juga saya tidak pegang uang sepersen pun. Jadi bingung harus berbuat apa selain menangis. Tiap tengah malam saya selalu membawa hati saya kepada Tuhan dalam doa. Saya sholat malam hampir setiap hari. Karena saat itu saya belum mengenal Tuhan Yesus.

Kerinduan Mengenal Tuhan Yesus.
Suatu malam di dalam doa malam saya, saya mendengar sebuah seruan. “ Datanglah pada-Ku! ”. hingga tiga kali telinga saya mendengarnya. Entah suara siapa yang saya dengar saat itu. Begitu takut dan merinding diri saya. Karena malam itu tinggal saya seorang yang masih terjaga. Setelah kejadian itu, tiba-tiba dalam hati saya muncul sebuah kerinduan  untuk pergi ke gereja. Hati nurani saya pun kontak batin dengan diri saya. kira-kira seperti ini perkataan hati saya saat itu, “ kamu pergi saja ke gereja, nanti kamu bisa ketemu Tuhan di sana. Kamu bisa menemukan kedamaian untuk hidup mu. “.
Saya tidak tahu, dimana posisi saya saat itu. Jadi saya juga tidak tahu dimana ada gereja di kota itu. Akhirnya keinginan hati saya itu hanya bisa saya pendam untuk waktu yang lama.


Menembus lembah kekelaman hidup
Singkat cerita, setelah lama bergumul memikirkan cara untuk pulang akhirnya saya beranikan diri meminta kepada laki-laki itu untuk memulangkan saya ke Jepara. Setelah melewati perdebatan, dibentak-bentak bahkan nyaris dipukul. Namun akhirnya dia setuju memulangkan saya kerumah dengan syarat harus membelikannya sebuah sepeda motor dan  harus mau menikah dengannya. Sekalipun hati saya berkata tidak, namun entah kenapa hal itu tidak bisa saya tolak. Laki-laki itu mengancam saya untuk tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua saya.  Saya harus mengatakan pergi dari rumah karena mencintai laki-laki tersebut. Padahal yang sebenarnya adalah tidak ada cinta sama sekali dalam hati saya untuk orang itu. Dan lagi-lagi saya hanya bisa mengiyakan perkataan orang tersebut tanpa menolak sedikitpun.

Teman dekat
Sebenarnya saat itu saya sudah punya pacar. Namun hubungan kami terganjal suatu perbedaan. Pada saat itu kita beda agama dan keyakinan. Orang tua saya jelas tidak setuju dengan hubungan kami. Padahal saat itu hubungan kami sudah berjalan cukup lama sekitar 8 bulan. Saya begitu respect dengan pacar saya itu, karena bagi saya dia orang yang baik. Terlebih karena dia pengikut Yesus, karena dia anak Tuhan. Memang dari dulu hati nurani saya selalu respect dengan orang-orang Kristen. Dulu di setiap acara dalam perkumpulan orang-orang islam, banyak orang berteriak-teriak menghujat nama Yesus. Tapi yang aneh pada diri saya, hati saya justru bergetar tiap nama Yesus disebut. Pernah juga saya berangan-angan menjadi Kristen saat saya masih anak-anak. Mungkin ini yang dinamakan panggilan rohani. Sebab firman-Nya telah berkata bahwa Dia telah mengenal kita jauh sebelum kita berada dalam rahim ibu kita. Sebab itulah Yesus telah mengenal saya dari lama, dan kini Dia memberi saya kesempatan untuk dapat mengenal-Nya juga.
Dari hubungan saya dengan pacar saya yang Kristen tersebut, timbullah sebuah ide dalam pikiran saya untuk belajar mengenal Yesus lewat dia. Tapi saya agak sungkan berkata jujur kepada nya bahwa saya mau mengenal Tuhan Yesus. Saya pun cuma bisa memendam lagi keinginan saya itu. Hingga akhirnya laki-laki yang membawa saya ke lembah kekelaman tersebut mengetahui bahwa saya masih berhubungan dengan pacar saya itu. Laki-laki tersebut lantas menelpon pacar saya tersebut dan memakinya dengan kata-kata yang sangat kasar. Sakit hati saya melihat peristiwa tersebut, saya lantas berucap dalam hati “ Tuhan saya tidak rela melihat orang yang begitu baik pada saya dimaki-maki seperti itu oleh orang yang menyiksa batin saya. Tuhan mampukan aku terlepas dari belenggu orang jahat ini. “ Setelah peristiwa tersebut saya seperti mendapat sebuah kekuatan baru, saya berhasil mengusir orang jahat tersebut dalam hidup saya. Meski resikonya saya tanggung seumur hidup. Di mata orang tua saya, saya adalah orang yang bersalah saat itu. Hingga akhirnya saya beranikan diri berkata jujur kepada mereka. Namun tetap bagi mereka, sayalah yang bersalah. Karena awalnya mereka senang mengetahui hubungan saya dengan laki-laki Kristen itu kandas oleh laki-laki yang membawa kabur saya tersebut. Buat orang tua saya, tidak masalah saya menikah dengan laki-laki beristri dari pada saya menikah dengan orang Kristen.
 
Lembah kekelaman berakhir
Bulan Agustus tahun 2011.
saya hijrah dari kota J ke kota S. Kota dimana pacar saya tinggal. Di Semarang saya bekerja di sebuah perusahaan swasta. Niat saya saat itu mau menyembuhkan luka batin saya dan melupakan kekelaman hidup saya. Karena tinggal dengan keluarga, justru menambah beban batin bagi saya. Selain itu juga saya mau dekat dengan pacar saya agar saya bisa ikut merasakan kasih Yesus yang mengalir dalam dirinya.
Kurang lebih lima bulan saya berada di Semarang. Merasakan hidup bahagia jauh dari keluarga yang ddari kecil sering memberi  tekanan pada saya. Sebelumnya saya  merasa resah berada jauh dari keluarga, itu karena saya berada pada jalur yang salah. Namun saat saya  di Semarang, saya merasakan sebuah kelegaan. Itu karena saya merasa hidup dalam kebenaran.
Januari 2012
Awal bulan Januari 2012, pacar saya ini mengatakan bahwa  dia ingin mengakhiri hubungan kami. Rasanya sedih sekali saat itu, bukan hanya sedih karena kehilangan orang yang kita sayangi tapi juga sedih karena saya kehilangan jalan untuk mengenal Tuhan Yesus. Mungkin karena saat itu pacar saya tidak tega melihat saya sedih, akhirnya dia menawarkan kepada saya untuk ikut agamanya. Tawaran yang sudah lama sekali saya nanti-nanti. Tanpa berpikir panjang, saya bilang iya dan saya mau jadi Kristen. Sebuah suka cita bagi hati saya saat itu. Saya mulai belajar mengenal Yesus dan membaca firman-Nya. Ada rhema yang saya dapat saat membaca firman-Nya, saya merasakan kebenaran hidup di dalam setiap firman-Nya. Tidak henti-hentinya saya berucap syukur atas kasih-Nya kepada saya.
Bulan September tahun 2012, tepatnya hari minggu tanggal 16. Kerinduan hati saya untuk ke gereja tiba-tiba muncul kembali dan itu begitu kuat. Apalagi saat itu saya sudah mengenal siapa itu Tuhan Yesus. Saya mencoba membuat diri saya lupa dan mengurungkan keinginan hati saya tersebut. Saya mencoba untuk tidur di pagi hari. Tapi hati saya terus tidak tenang dan tepat pukul 07.30 tiba-tiba saya bangkit dari tempat tidur dan bergegas pergi. Saya naik montor tanpa tujuan yang jelas, lalu tiba-tiba saya berhenti di depan sebuah gereja di desa M. Saya beranikan diri untuk membuka pintu dan duduk di dalamnya. Saya duduk di kursi paling belakang. Rasanya saat itu badan saya keringat dingin dan deg-degan luar biasa. Saya menangis haru dan bersuka cita sepanjang ibadah Minggu hari itu.
Setelah menceritakan dengan jujur perjalanan hidup yang saya alami kepada seorang pelayan Tuhan di gereja tersebut. Dari seorang pelayan di sana saya mulai kenal mengenal Tuhan lebih jauh dan banyak mendapatkan saudara seiman. Jalan saya mengenal Tuhan Yesus semakin terbuka lebar dan semakin jelas terlihat. Keputusan saya ambil untuk dibaptis di bulan Oktober setelah dengan tegas menyatakan  mau dan sangat bersedia mengikut Tuhan Yesus secara penuh. Seorang Saudari seiman berkata bahwa nanti setelah saya dibaptis akan ada masalah besar yang akan saya hadapi. Karena ikut Tuhan Yesus itu tidak mudah. Harga yang harus kita bayar itu sangat mahal. Kemungkinannya hanya ada dua, saya akan mundur dari jalan Tuhan dan iman saya mati atau saya mau bertahan pada jalan Tuhan dan bertumbuh dan berbuah. Saat itu saya hanya bisa senyum tanpa tahu apa yang akan saya hadapi.
Natal kelabu
Awal Bulan Desember 2012 usai ibadah pemuda, perasaan saya terasa tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu. Sampai di rumah, ibu bertanya apakah saya dari gereja malam itu? Dengan menghela nafas dan berdoa, saya berkata jujur. Ibu saya seketika itu menangis dan bapak  seketika itu juga menendang wajah saya hingga berkali-kali. Pukulan bertubi-tubi saya terima malam itu. Saya hanya bisa menyebut nama Yesus dalam hati. Sambil menahan kepahitan dari perlakuan orang tua saya. Semalaman saya menangis di hadapan Tuhan, rasanya ingin pergi saja dari rumah saat itu. Pagi harinya saya memutuskan untuk mencoba kabur. Namun baru sepuluh menit saya keluar dari rumah, bapak saya menemukan saya. Dan akhirnya saya dikurung di rumah, hampir tidak ada celah buat saya keluar dari rumah. Setiap aktifitas saya mendapatkan pantauan khusus dari orang tua saya. Saya hampir putus asa, diri saya penuh ketakutan. Saya terus-terusan berdoa membawa hidup saya kehadapan Tuhan. Berharap Tuhan dengarkan seruan saya dan mengeluarkan saya dari tempat yang gelap. Namun Tuhan terasa seakan hanya diam mendengar seruan saya. Saya terus bergumul dengan hati dan pikiran saya hingga saya menang dari iblis yang mencoba membunuh iman saya. Saya mulai dewasa secara rohani. Saya sadari ada rencana besar Tuhan dibalik duka dan luka saya ini. Saya mulai menatap hari dengan penuh harapan kepada Tuhan.
2013 awal kelegaan
Bulan Febuari 2013 saya sudah mulai mendapat kelegaan. Pasungan dari orang tua saya sudah mulai terlepas sedikit. Saya kembali diam-diam ke gereja. Namun kali ini saya mengajak adik perempuan saya. Sebuah suka cita bagi saya karena ada salah satu anggota keluarga saya yang telah mengenal Tuhan Yesus. Minggu ke tiga di bulan Febuari, saat mau berangkat ke gereja dengan adik saya itu tiba-tiba ada perasaan tidak enak di hati saya. Hati nurani saya berkata, “  kamu jangan ke gereja dulu. Di belakang mu ada bapak dan adik laki-laki mu membuntuti mu. Kamu terus saja dan jangan ke gereja agar kamu aman. “ Namun saya tetap ke gereja karena saya ingin memuji nama Yesus hari itu. Saya benar-benar nikmati ibadah pagi itu. Pulang dari gereja, bapak telah menunggu saya di rumah siap dengan ikat pinggang untuk mencambuk saya. Saat itu juga saya menjadi bulan-bulanan keluarga. Bapak dan adik laki-laki saya terus memukuli dari atas sampai bawah. Wajah saya penuh berlumuran darah. Sekujur tubuh bengkak bekas luka cambuk. Bahkan hampir dibakar oleh keluarga saya. Saat dianiaya itu hati saya terus-terusan menyebut nama Yesus. Saya tidak menghindari pukulan mereka ataupun marah membalasnya. Saya hanya percaya bahwa pasti Yesus melindungi saya dan darah-Nya yang melindungi. Dan mujizat Tuhan terjadi atas diri saya. Dengan luka yang begitu banyak itu, sedikit pun saya tidak merasakan sakit atau perih. Bahkan tidak meninggalkan bekas. Sungguh Tuhan Yesus ajaib luar biasa.
Setelah itu saya kembali dikurung untuk waktu yang cukup lama. Tapi bedanya kalau dulu dalam masa kurungan saya dilanda kebingungan dan ketakutan, kini saya jalani dengan penuh kenikmatan dan iman percaya yang semakin tumbuh kuat. Tuhan Yesus benar-benar membentuk pribadi diri saya dengan cara yang luar biasa. Saya percaya, Tuhan Yesus tahu apa dan mana yang terbaik untuk anak-anak Nya. aya selalu berdoa, agar kepekaan hati  senantiasa dipertajam-Nya. Agar suara-Nya senantiasa mampu saya dengar. bagi saya ada suka cita bersama Tuhan Yesus. Haleluya.
Bulan Agustus adik laki-laki saya yang dulu ikut menghajar saya, dia pernah ikut sebuah padepokan yang mempelajari ilmu kebatinan, dia dapat serangan dari iblis yang bermanifestasi dalam dirinya. Hingga lebih satu bulan lamanya dia terus kerasukan roh iblis. Suatu malam saat dia kambuh, saya ikut mendekati dirinya sambil dalam hati saya sebut nama Tuhan Yesus. Dia marah-marah kepada saya dan mengatakan bahwa saya bukan kakaknya dan ada roh yang lain dalam diri saya. Itu membuat saya semakin percaya bahwa Yesus memang benar-benar yang punya kuasa atas hidup ini. Tidak ada yang menandingi Dia. Ini adalah sebuah anugerah tak ternilai bagi saya. Mendapat sebuah panggilan dari Tuhan dan berkesempatan menjadi manusia pilihan-Nya. Hingga sampai di akhir hembusan nafas saya, saya ingin tetap berpegang teguh pada tangan Yesus.
Mengampuni
Sepenuh hati saya mengampuni orang-orang yang telah menyakiti hati saya, karena Tuhan Yesus telah mengampuni saya juga. Karena kasih-Nya yang begitu besar inilah yang juga membuat saya selalu ingin mengasihi sesama sekalipun sering diantara mereka pernah atau bahkan sering menyakiti saya. Saya terus berdoa dan belajar kepada Tuhan Yesus. Hidup saya tidak berhenti pada saat sudah percaya pada Yesus, tapi harus tetap terus bertumbuh semakin kuat, semakin dewasa dalam iman, semakin berbuah banyak untuk kemuliaan Tuhan. 

·         Ucapan terimakasih saya untuk Tuhan Yesus yang senantiasa mengasihi saya.
·         Terimakasih untuk pacar saya R dan keluarganya yang mau mengenalkan saya denganTuhan Yesus.
·         Terimakasih untuk Bapak R dan keluarga serta para jemaat J.
·         Terimakasih untuk abang rohani saya yang ada di NTT  abang NT dan keluarga .
·         Dan terimakasih untuk saudara-saudara saya dalam iman yang senantiasa mendukung saya di dalam doa. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Kerinduan dan Harapan
Mengikut Tuhan Yesus memang berat dan tidak mudah. Harga yang harus kita bayar itu sangat mahal. Namun upah yang kita terima dalam mengikut-Nya begitu besar dan begitu melimpah berkat-Nya. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan Yesus berkenan hadir dalam hidup, merubah diri saya menjadi manusia baru yang dikasihi Nya. Saya tahu bagaimana keadaan diri saya yang dulu, hati saya yang dulunya hancur kini telah disembuhkan Nya. Yesus sungguh Tuhan yang luar biasa dan dahsyat bagi saya.
Saya rindu, bukan hanya diri saya yang diselamatkan Nya tapi seluruh orang  disekitar saya juga bisa mengenal dan mengikut Dia. Khususnya keluarga saya. Sebuah kerinduan besar bagi saya untuk dapat melihat keluarga saya bertobat dalam nama Tuhan Yesus.
Salam damai sejahtera Tuhan menyertai kita selalu dan selamanya.

No comments:

Post a Comment

kebijakan anda dalam berkomentar menunjukkan kedewasaan anda.